Manuver partai politik untuk mendapatkan simpati rakyat adalah hal yang wajar dilakukan. Apalagi saat ini jelang Pilkada serentak 2018 dan Pemilu Presiden 2019.
Begitu juga dengan partai yang tergolong baru berdiri seperti Partai Berkarya. Partai yang notabene identik dengan trah keluarga Cendana mulai bermanuver dengan langkah-langkah strategis.
Hutomo Mandala Putra atau yang akrab disapa Tommy Soeharto melakukan silaturahmi dengan kiai-kiai dan Alim Ulama Jawa Timur yang digelar di Hotel Singgasana, Surabaya, Rabu (10/5).
Tommy mengaku sedih melihat kondisi Indonesia saat ini. Karena menurut Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya ini, banyak anggota legislatif yang tidak amanah. Tommy menyebut kasus e-KTP yang menyeret sejumlah nama anggota dewan terpilih pada Pemilu 2014 lalu.
“Partai Berkarya berdiri karena ada beberapa kekecewaan masyarakat pada partai-partai, terutama yang ada di parlemen. Korupsi tumbuh subur. Contohnya korupsi e-KTP. Tentu ini menyedihkan dan menyakitkan,” kata Tommy.
Tak sedikit nama anggota DPR dan pejabat publik tersangkut dalam kasus e-KTP yang merugikan negara Rp 2,3 triliun. Seperti Miryam S Haryani hingga Ketua DPR Setya Novanto. Setya diduga turut bersama-sama terlibat dalam proyek e-KTP. Dari proyek senilai Rp 5,9 Triliun itu, Novanto disebut menerima Rp 574 miliar atau 11 persen dari nilai kontrak.
Karena korupsi menjamur, bangsa Indonesia jauh dari sejahtera, khususnya umat Islam. Yang memprihatinkan, lanjut Tommy, banyak umat Muslim menjadi buruh di negeri sendiri.
“Umat Islam di Indonesia mayoritas. Tapi hanya 20 persen saja yang menguasai ekonomi di negeri ini. Sementara 80 persennya orang-orang di luar Islam,” jelas Tommy.
Sebagai upaya memperbaiki kondisi negara ini, kata Tommy, Partai Berkarya hadir dan siap menyongsong Pemilu 2019. Salah satu upaya untuk merebut kemenangan di pesta demokrasi dua tahun mendatang itu, Partai Berkarya menggelar acara silaturahmi dengan para ulama di Jawa Timur.
“Ke depan, umat Islam tidak boleh jadi buruh di negaranya sendiri, tapi harus jadi nahkoda. Partai Berkarya siap mengisi kekecewaan rakyat dengan memperbaiki keadaan,” tegas Tommy.
Selain itu, Tommy juga menyebut bila paham komunis sudah bangkit di Indonesia. Bahkan, kata dia, paham komunis sudah menguasai penyelenggaraan negara.
Apa yang disampaikan Tommy ini selaras dengan pernyataan Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zein sempat menyebut Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah bangkit lagi dan telah memiliki pengurus. Kivlan mengaku hanya bermaksud mengingatkan semua pihak, termasuk pemerintahan Jokowi-JK.
“Kebangkitan PKI sudah benar-benar jelas. Sekarang ini bagi kita, jangan sampai membiarkan komunisme bangkit,” ucapnya
Manuver lain dari Partai Berkarya adalah mengenai Pilgub Jatim 2018. Partai besutan Tommy ini siap mendukung Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jawa Timur 2018. Partai Berkarya mengklaim punya histori dengan para kiai dan memiliki hubungan emosional dengan Khofifah.
“Kita akan dukung Bu Khofifah,” tegas Ketua DPW Partai Berkarya Jawa Timur, Irjen Pol (Purn) Anton Setiadji.
Kenapa Partai Berkarya mendukung Ketum PP Muslimat NU itu? Mantan Kapolda Jawa Timur ini mengaku, partainya memiliki hubungan istimewa dengan Khofifah. “Kita ini ada hubungan historis, dan kiai-kiai yang hadir di acara partai kami, juga punya hubungan emosional dengan Ibu Khofifah,” ungkapnya.
Selain Tommy, dalam acara tersebut hadir juga Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya, Tedjo Edy; Sekretaris Dewan Pembina, Hasib Wahab; Ketum Partai Berkarya, Neneng A Tutty serta Ketua DPW Partai Berkarya Jawa Timur, Irjen Pol (Purn) Anton Setiadji, yang juga mantan Kapolda Jawa Timur.
Partai Parsindo Usung Tommy Soeharto dalam Pilpres 2019
Tommy Soeharto atau pemilik nama lengkap Hutomo Mandala Putra ini akan diusung oleh Partai Swarta Rakyat Indonesia (Parsindo) dalam Pilpres 2019 mendatang. Mengenai hal ini juga dikatakan oleh Ketua Umum Partai Parsindo, Jusuf Rizal.
Jusuf Mengatakan jika partai yang dipimpinnya kali ini mempunyai tujuan mewujudkan cita-cita Presiden Soekarno dan akan melakukan pembangunan pada era Presiden Soeharto. Ketum Parsindo menuturkan jika hal itu semua dapat terwujud atau dilakukan bila nantinya Indonesia dipimpin oleh sosok Tommy Soeharto.
Dia juga menjelaskan jika figur Tommy sendiri dianggap mirip dengan Presiden ke dua Indonesia yakni Soeharto. Tommy dianggap nantinya mampu mendamaikan batin warga Indonesia yang merindukan suasana kehidupan pada era kepemimpinan Soeharto. Seperti diketahui era sebelum reformasi kehidupan serba mudah dan terlihat damai.
Namun era reformasi yang diharapkan akan membawa perubahan nyatanya dalam 18 tahun perjalanannya hingga kini tidak membuat warga Indonesia tenang dan senang. Parsindo menilai jika sosok Tommy sendiri merupakan seorang nasionalis dan memiliki keluarga berjiwa pemimpin.
‘Kini kami menemukan sosok Tommy Soeharto yang mempunyai nasionalis, berintergeritas serta memiliki visi kepemimpinan dalam dirinya’ ujar Jusuf Rizal saat berada di Jakarta, Kamis, 11 Mei 2017.
Diektahui jika Tommy Soeharto sendiri secara resmi dikenalkan oleh Partai Parsindo yang akan maju dalam pemilihan Presiden tahun 2019 mendatang. Dia mengatakan jika sosok Tommy nantinya akan selalu dikaitkan dengan kepemimpinan ayahnya yang terbilang kontroversial saat era Orde Baru.
Namun Jusuf mengatakan jika era Orde Baru sebenarnya damai akan dipelajari kelemahannya pada era reformasi sekarang ini. ‘Kelemahan-kelemahan saat Orde baru justru harus dijadikan pelajaran agar nantinya tidak terulang lagi’ ujarnya.
Sementara itu Parsindo sendiri harus melakukan verivikasi KPU sebelum mengususng Tommi nantinya. Virifikasi KPU sendiri nantinya akan menentukan apakah Tommy akan ikut berpartisipasi dalam Pemilu 2019 atau tidak.
Dengan mengusung Tommy Soeharto ini juga akan memprkenalkan Partai Parsindo yang terbilang baru di Indoensia. Partai ini sendiri merupakan partai baru yang telah memiliki SK Kementerian Hukum dan HAM. Maka dari itu Parsindo baru-baru ini meluncurkan kartu tanda anggota (KTA) yang diharapkan menjadi stimulan untuk masyarakan agara bisa bergabung.