News

Tokoh Agama: Pembuat Charlie Heboh Harus Dibawa ke Ranah Hukum

[ad_1]

JAKARTA – Beredarnya majalah Charlie Heboh membuat umat Islam marah. Majalah yang sampul depannya menggambarkan pria berjanggut dan sedang menyetubuhi anak di bawah umur dan berkata bahwa ia berbuat seperti itu karena menjalankan sunnah nabi, memantik kemarahan umat islam.

“Wah itu harus dihukum, harus dituntut ke pengadilan, enggak bisa dibiarkan begitu saja, karena itu sudah jelas-jelas melecehkan. Kalau dibiarkan nanti akan terbiasa dan keterusan,” ujar Guru Besar Agama Islam IPB KH Didin Hafidhuddin, saat diwawancarai Okezone melalui sambungan telefon, Selasa (4/4/2016).

Kiai Didin menuturkan, wajar jika akhirnya umat Islam marah. Menurutnya, majalah Charlie Heboh secara nyata menghina islam dengan menunjukan simbol Islam yang digambarkan berbuat tak senonoh. Namun, Kiai Didin juga mengimbau agar umat islam tak terpancing dengan propaganda seperti itu. (Baca Juga: Lecehkan Islam, Charlie Heboh Gemparkan Masyarakat)

“Bisa jadi itu cuma pancingan agar umat Islam marah, dan akhirnya terpecah belah, kita umat Islam jangan sampai terpancing. Kita harus tenang menanggapinya, namun tegas menolak dan menyeret pembuat majalah itu ke ranah hukum,” terang Kiai Didin.

“Itu harus dihukum, meskipun mereka pada akhirnya meminta maaf, tetap harus dihukum, agar jadi peringatan, dan tidak jadi terbiasa menghina Islam. Secara hukum Islam maupun hukum positif, menghina suatu agama itu pelanggaran dan dosa besar,” tutur Kiai Didin.

Seperti diketahui, majalah Majalah Charlie Heboh sudah lebih dulu eksis dan menggemparkan dunia maya. Melalui akun Facebook Charlie Heboh dengan alamat www.facebook.com/charlieheboh/, majalah daring ini membuat banyak netizen murka dan mengutuk keberadaannya.

Di edisi cetak, sampul majalah Charlie Heboh berlatar putih dan kuning. Tampak pria berjanggut dan bergamis putih sedang menyetubuhi anak kecil dengan tas sekolah dan boneka di sampingnya.

Dalam cover majalah itu, sang pria berjanggut berkelakar bahwa ia hanya ingin menjalankan sunah. “Ana Cuma menjalankan sunnah nabi.”

Sedangkan anak kecil yang disetubuhi berteriak bahwa ia hanya ingin sekolah. “Saya masih ingin sekolah.”

Di samping adegan tak senonoh itu, terdapat juga tulisan besar berwarna hitam yang bertuliskan: “Sunnah… Sunnah… Sunnah…”

[ad_2]

To Top