Teknis Pemilu 2019 Dinilai Terlalu Rumit

Jakarta, Liputan7up.com – Peneliti Populi Center Rafif Imawan mengemukakan* hasil survei soal elektabilitas partai politik (Parpol). Dia mengatakan melulu* lima Parpol yang elektabilitasnya melalui* parliamentary threshold sebesar 4 persen.

“Hasil survei kami tidak jauh bertolak belakang* dengan hasil survei lain, melulu* ada lima partai besar yang sedang di* atas 4 persen, yakni* PIDP, Gerindra, Golkar, PKB dan NasDem. Di luar tersebut* di bawah 4 persen dari 16 partai yang ada,” ujar Rafif Imawan di area* Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/10).

Menanggapi urusan* itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti meminta supaya* badan survei dapat* menjelaskan kecenderungan pemilih saat* dihadapkan dengan survei. Apakah pemilih, memilih karena tokoh* orang atau berasal dari partai.

“Mungkin kalau dapat* badan survei diterangkan* kecenderungan pemilih apakah dia pilih figurnya atau partai tersebut* sendiri belum terjelaskan. Kalau di survei dapat* jelaskan orang maunya pilih partai atau orang yang di dalam partai itu, barangkali* itu dapat* menjelaskan nasib parpol di masa depan,” kata Ray.

Menurutnya urusan* ini penting sebab* masyarakat ingin* tidak menyimak* kembali siapa calon legislatif (caleg) yang dipilihnya, yang terpenting ialah* partainya di mana caleg tersebut* berada. Dia berharap supaya* mengatasi kerumitan ini, maka dapat* dilakukan sosialisasi untuk mempermudah* masyarakat mengenal kandidat caleg.

“Tingkat kerumitan pemilu serentak menjadikan sejumlah* surat suara yang me*sti dicoblos, maka terdapat* potensi orang lebih merasa udah lah pilih partainya aja. Dengan tingkat rumit tersebut* orang malas cari nama calegnya, namun* potensi langsung cari saja partainya guna* dicoblos,” jelasnya.

“Maka kerjakan* sosialisasi diberikan* surat suara terlebih dahulu sebelum pemilihan, supaya* sebelum pencoblosan mereka udah ngerti, sosialisasi ini disertakan potret* meski yang pribumi* nanti tidak terdapat* fotonya, tapi minimal* mereka kenal caleg ini jadi udah terekam gitu,” tambahnya.

Ray mengkhawatirkan bilamana* nama partai yang mendasari masyarakat memilih caleg, nantinya anggota-anggota legislatif yang menjabat melulu* karena sedang di* kubu partai tersebut* atas saja dan bukan sebab* kredibilitas anggota tersebut* sendiri.

“Kalau tersebut* yang terjadi, orang yang duduk nomor urut atas bakal* potensi mendapatkan tidak sedikit* kursi, diuntungkan itu. Karena suara kan dihitung oleh partai bukan caleg. Artinya ke depan anda* akan lihat tidak sedikit* yang masuk ke DPR tersebut* yang memang duduk di nomor urut tinggi (top list),” tegasnya.

Survei Populi Center dilaksanakan* dalam kurun masa-masa* 23 September hingga* 1 Oktober. Jumlah narasumber* sebanyak 1.470 orang dipilih secara random* bertingkat. Margin of error 2.53 persen dengan tingkat keyakinan* 95 persen.

Exit mobile version