News

Santoso Tak Kunjung Tertangkap, Kedamaian Lembah Napu Terenggut

[ad_1]

POSO – Lembah Napu di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah kini menjadi salah satu lokasi penting dalam operasi Tinombala 2016. Berada di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, Lembah Napu beriklim dingin dengan tingkat curah hujan yang tinggi dan bisa dikatakan di daerah ini hampir tiap hari turun hujan disertai kabut di pagi hari.

Mayoritas aktivitas ekonomi warga masyarakat di Lembah Napu yang meliputi Kecamatan Lore Utara, Lore Timur, Lore Peore dan Lore Tengah ini mengandalkan pada sektor pertanian sawah basah, sayur mayur dan perkebun kakao, dan kopi.

Wilayah yang tenang ini mulai terusik disertai merosotnya rasa aman warga masyarakat setelah kelompok teroris Santoso berupaya meloloskan diri dari pengejaran aparat keamanan TNI-Polri dalam operasi Tinombala 2016 ke wilayah tersebut. Situasi ini setidaknya dirasakan oleh warga Desa Tamadue di Kecamatan Lore Timur.

Di desa yang memiliki populasi 100 keluarga ini kondisinya terasa jauh berbeda. Bila dulunya masyarakat bebas untuk bekerja di kebun-kebun atau sawah yang berbatasan dengan hutan, bahkan hingga bermalam di kebun. Setelah keberadaan kelompok Santoso membuat warga merasa was-was dan tidak aman.

(Baca juga: Anak Buah Santoso: Kasih Makan Dulu, Nanti Saya Bongkar Semuanya)

Ratiana Sengi (35), warga Desa Tamadue mengatakan, dirinya dan warga lainnya sekarang merasa tidak aman dan hal tersebut membuatnya sulit untuk mencari nafkah sebagai petani. Saat ini, waktu masyarakat untuk ke kebun maupun ke sawah yang dekat dengan hutan pegunungan hanya dari pukul 07.00 pagi hingga maksimal pukul 16.00 Wita, tidak seperti sebelumnya yang mereka bisa kembali di malam hari ataupun bermalam di kebun.

Ada rasa takut yang dialami warga bila tanpa sengaja mereka nantinya akan bertemu dengan anggota kelompok Santoso. Apalagi di 2014 seorang warga Desa Tamadue tewas dibunuh kelompok tersebut. Sedangkan seorang lainnya hingga kini belum ditemukan atau nasibnya tidak jelas.

Untuk memberikan rasa aman terhadap warga, di desa ini ditempatkan satu pos keamanan yang berisi 10 personel gabungan TNI dan Brimob. Petugas tersebut memeriksa secara ketat setiap perlintasan kendaraan dan manusia. Wilayah pemukiman penduduk yang berbatasan dengan hutan pegunungan di Lore memang mendapatkan pengawasan ketat oleh personel aparat keamanan dalam operasi Tinombala 2016.

[ad_2]

To Top