Jakarta, Liputan7up.com – Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah mencatat sekurang-kurangnya 1.000 pelaku usaha di bidang industri pariwisata di propinsi itu kehilangan pekerjaan karena musibah gempa bumi, tsunami dan likuefaksi, 28 September 2018.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulteng I Nyoman Sariadijaya saat dihububgi, di Palu, mengatakan, beberapa pelaku usaha itu biasanya berjalan di bidang kuliner di beberapa lokasi tujuan wisata selama Teluk Palu.
Tidak hanya pelaku usaha, pun ada 11 hotel berbintang di Kota Palu alami rusak berat, mengakibatkan 769 karyawan mesti kehilangan pekerjaan.
“Waktu ini pemerintah tengah mencari jalan keluar bagaimana dapat memberdayakan mereka yang terdampak supaya bisa kembali menjalankan usaha mereka,” katanya, diambil dari Pada, Senin (21/1).
Menurutnya, perlakuan pemulihan pascabencana di bidang usaha pariwisata mesti diatasi lintas bidang, karena tidak cuma jadi tanggung jawab Dinas Pariwisata semata-mata.
“Penanganannya mesti dikerjakan bersama dengan dinas berkaitan, sehingga proses pemulihan cepat teratasi,” imbuhnya.
Menurut Nyoman, kerusakan tujuan dan amenitas atau sarana simpatisan industri pariwisata yang menyebar di tiga daerah terdampak musibah yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi sampai 30 %.
Sampai kini, pemerintah selalu menggerakkan penambahan sumber daya pariwisata pada masyarakat dan pelaku industri pariwisata di tujuan yang terdampak musibah alam supaya selekasnya bangun dari kemerosotan.
Usaha lainnya yang dikerjakan yaitu perbaikan fasilitas tujuan pariwisata terdampak serta memberi dukungan peningkatan pemasaran di objek-objek wisata yang tidak terdampak musibah.
“Kami berharap usaha ini secepat-cepatnya dapat memulihkan keadaan industri pariwisata di tiga daerah tersebut, karena bidang pariwisata merupakan salah satunya penopang perkembangan ekonomi daerah,” papar Nyoman.
Dia pun optimistis bidang pariwisata di Sulteng dapat kembali bangkit dengan manfaatkan dengan positif popularitas Kota Palu dan Sulteng baik taraf nasional ataupun dunia berkenaan dengan musibah yang berlangsung untuk menujual objek-objek wisata favorit di luar daerah yang tidak terdampak musibah seperti Taman Nasional Laut Kepulauan Togean, dan object wisata budaya di Lembah Lore, Kabupaten Poso.