Bank Indonesia (BI) berencana melakukan redenominasi atau penyederhanaan nilai mata uang. Dengan langkah ini, tiga nol di belakang uang rupiah dihilangkan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto mengatakan rencana redenominasi tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap inflasi. Namun, Ia enggan menjelaskan lebih jauh karena upaya penyederhanaan nominal rupiah belum pernah dilakukan sebelumnya.
“Harusnya enggak (mempengaruhi) ya, coba deh tanya ke BI. Ini kan jarang dilakukan, saya belum pernah lihat sebuah paper yang meneliti dampaknya seberapa besar,” kaya Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Jumat (2/6/2017).
Suhariyanto menambahkan, upaya yang gencar dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Sehingga masyarakat tidak panik jika dilakukan penyederhanaan nominal rupiah.
“Sekarang bukan siap enggak siap, bagi saya yang melakukan sosialisasi yang baik. Sehingga bisa diterima pemahaman yang pas oleh masyarakat,” ujar Suhariyanto.
Mengenai kemungkinan terjadinya inflasi yang rendah dengan dilakukannya redenominasi, pihaknya pun belum bisa menjamin. BPS akan melakukan kajian lebih lanjut mengenai dampak penyederhanaan nominal rupiah.
“Kita kan bisa coba teliti di negara lain, ada kajian akademis enggak. Ini kan kasus yang agak jarang, mungkin nanti saya diskusi dulu sama temen temen BI deh ya,” tutup Suhariyanto.