Jakarta, Liputan7up.com – Bripka Matheus diyakinkan meninggal karena bunuh diri. Perihal itu dikatakan oleh Kepala Bidang Balistik Forensik Puslabfor Mabes Polri Kombes Pol Ulung Kanjaya, selesai pihaknya lakukan pembuktian melalui kontrol Gunshot Residue (GSR).
“Telah diyakinkan wafat karena bunuh diri. Bunuh diri atau tidak bunuh diri dapat dibuktikan dengan kontrol Gunshot Residue (GSR). Tidak diketemukan pun, dapat karena proyektil dan selongsong mungkin terpental ke manakah gitu. Tempo hari telah dicari tetapi tidak bertemu,” kata Ulung saat di konfirmasi, Jumat (4/1).
Sesudah pihaknya lakukan penyidikan, Ulung pastikan jika Matheus meninggal karena luka tembak. Peluru tersebut tembus dari pelipis kanan ke kiri di bagian kepala.
“Telah ditest tembak dan sama. Akhirnya datang dari pistol itu, pistol itu ia yang pegang. Kan namanya senjata Polisi atau Tentara itu ada nomer senjata dan kartu jati diri. Yang memiliki hak menggunakan itu ia, pemilik yang dipinjamkan,” katanya.
Walau telah pastikan tewasnya Matheus karena bunuh diri, akan tetapi pihaknya belumlah dapat pastikan motif Matheus lakukan tindakan bunuh diri. Sebab, untuk motif sendiri telah masuk dalam ranah penyidik.
“Peluang dari permasalahan latar belakang frustrasi, tetapi ya jelas bertanya ke reserse (penyidik). Tetapi jika dari kontrol gunshot residue peluang besarnya karena bunuh diri. Jika bukan ia bunuh diri tidak didapatkan gunshot residuenya,” pungkasnya.
Awal mulanya, Polisi masih memahami pemicu kematian Bripka Matheus. Anggota Sabhara Polsek Pancoran Mas Depok itu diketemukan tergeletak di TPU Mutiara, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, sebelum wafat saat dibawa ke Rumah Sakit Bhakti Yudha, Senin (31/12) malam.
Hasil dari olah Tempat Peristiwa Masalah (TKP), polisi temukan handphone Bripka Matheus berisi pesan kata ‘maaf’.
“Kita dapatkan ada sisa mesiu di tangan kanan, dan ada pesan di handphone ada pengucapan meminta maaf,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Rabu (2/1).