News

Polda Sulteng Bantah Santoso Tertembak

[ad_1]

PALU – Kepala Bidang Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto, membantah gembong teroris yang paling diburu polisi dan TNI yakni Santoso alias Abu Wardah telah tertembak mati dalam Operasi Tinombala, hari ini.

“Setelah kami cek informasinya ke petugas di lapangan, ternyata informasi dan foto itu tidak benar,” katanya di Poso, Sabtu (16/4/2016).

Sebelumnya beredar luas satu keping foto yang terdiri atas dua gambar yakni Santoso yang menyandang senjata, berkaus loreng, menggunakan jeket bertutup kepala, serta memakai tongkat. Dalam foto lainnya tergambar seorang laki-laki mirip wajah Santoso yang tergeletak tak bernyawa di atas tanah dan di pinggangnya terikat sebuah parang dan sarungnya.

(Baca Juga : Kini, Santoso Hanya Ditemani 6 Orang Pengikutnya)

Dalam foto tersebut tertulis teks ‘korban yang diduga Santoso meninggal dunia saat baku tembak dengan anggota TNI-Polisi yang tergabung dalam Operasi Tinombala di Desa Torire, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sabtu (16/4).”

“Memang ada penyisiran oleh petugas tadi sore, namun tidak ada peristiwa seperti yang tersebar di foto itu,” ujar Hari yang mantan Kapolres Buol, Sulawesi Tengah.

Pada Jumat 15 April 2016, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan Kepala BNPT Tito Karnavian mengunjungi Kota Poso dan wilayah Napu yang menjadi basis Operasi Tinombala oleh Polri-TNI dan mengatakan Santoso masih berada di hutan sekitar wulayah Lore alias dataran Napu.

Kelompok Santoso yang diperkirakan masih berjumlah 27 orang—setelah dua orang ditangkap hidup pada Jumat 15 April–kini semakin terdesak, kekurangan logistik, dan terpecah.

Karena itu, Kapolri dan Kepala BNPT berharap Operasi Tinombala yang telah berjalan sejak Januari 2016 ini akan segera selesai alias mencapai tujuannya yakni menangkap Santoso dan para pengikutnya.

Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan, selama Operasi Tinombala 2016, Satuan Tugas (Satgas) gabungan Polri dan TNI tersebut telah menangkap 14 anggota kelompok Santoso, yaitu empat orang ditangkap hidup dan 10 orang tewas.

Dengan demikian, kelompok Santoso yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) saat ini berjumlah 27 orang, tiga di antaranya perempuan dan dua warga negara asing.

[ad_2]

To Top