Pemuda Di Riau Hampir Diterkam Buaya Saat Mandi Di Sungai

Jakarta, Liputan7up.com – Ali Suhadi, remaja lelaki di Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau selamat dari terkaman buaya saat mandi di Sungai Batang. Akan tetapi, di sejumlah sisi tubuhnya alami luka sampai butuh memperoleh perawatan intens.

“Korban berhasil selamat akan tetapi kaki sisi paha samping kanan mesti dijahit karena gigitan buaya,” kata Kepala Bidang Lokasi II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Mulyo Hutomo. Demikian diambil dari Pada, Sabtu (6/10).

Momen kelam itu berlangsung pada Kamis (4/10) lalu. Sore itu, dia bersama dengan rekan-rekannya bermain di sungai. Mandi di sungai merupakan perihal yang biasa dikerjakan oleh anak-anak di desa itu.

Tidak diduga saja, muncul seekor buaya dan langsung menerkam kaki Ali. Buaya muara itu lalu menggigit korban dibagian paha samping kanan.

Korban yang terperanjat lalu coba melepas diri dari gigitan predator itu. Rekanan korban dan warga yang lihat peristiwa itu juga berusaha memberi pertolongan semampu mereka. Mujur, korban berhasil selamat dari gigitan buaya tersebut.

Mulyo menuturkan dirinya akan selekasnya menerjunkan tim untuk merelokasi buaya dengan adanya insiden perseteruan manusia dan buaya tersebut.

Perseteruan pada manusia dan predator di Kuansing ini bukan yang pertama berlangsung. Awal mulanya peristiwa sama berlangsung di Rokan Hilir, dan di Kabupaten Kampar.

“Kita sedang menginventarisir mengapa buaya akhir- akhir ini geram dan menyerang manusia. Ada tanda-tanda alami desakan karena sungai tercemar logam berat,” tuturnya.

Tidak hanya pendapat karena pencemaran logam berat di saluran sungai, BBKSDA Riau juga mengidentifikasi adanya penangkapan ikan di saluran sungai menggunakan alat tangkap setrum. Perihal tersebut disangka kuat jadi pemicu satwa bergigi tajam itu terganggu.

“Kita telah turun ke tempat untuk pelajari beberapa masalah yang berlangsung. Kita berkomunikasi dengan aparat kecamatan dan desa, supaya langkah yang kita kerjakan terintegrasi, mengingat buaya tersebut memang ada di habitatnya,” katanya.

Spesial peristiwa paling akhir di Kuansing, dia menuturkan timnya sudah bekerjasama dengan aparat desa guan lakukan obervasi menjadi langkah awal untuk penyelidikan perseteruan tersebut.

Exit mobile version