Narapidana Kasus Terorisme sempat Menguasai Bom untuk Ranjau

Jakarta, Liputan7up.com – Komandan Korps Brigade Mobil (Dankor Brimob) Polri, Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi, mengatakan narapidana kasus terorisme di lapas Mako Brimob sempat menguasai sejumlah bom dan membuatnya sebagai ranjau untuk mengantisipasi penyergapan aparat kepolisian di dalam Lapas Mangko Brimob.

Bom tersebut merupakan sitaan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri beberapa waktu silam yang disimpan di ruang penyidik karena belum sempat diletakkan di gudang.

Knepolisian Negara Republik Indonesia memindahkan 145 tahanan teroris Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami menegaskan sebanyak 145 narapidana teroris dipindahkan ke dua lapas high risk di Nusakambangan dengan penjagaan dan pengamanan yang ketat.

“145 narapidana teroris dipindahkan ke 2 lapas high risk di Nusakambangan, yaitu Lapas Batu dan Lapas Pasir Putih,” ujar Utami dalam keterangan resmi diterima Liputan7up.com, Kamis (10/5).

Menurutnya, proses pemindahan telah dilakukan pagi hari ini, dan melibatkan sejumlah kesatuan untuk mengamankan para napi teroris.

“Pelaksanaan pemindahan kerja sama Mako Brimob, Densus 88, BNPT, Polri TNI dan Ditjenpas serta Kantor Wilayah Jawa Tengah,” jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa para napi teroris Mako Brimob akan ditempatkan di hunian kamar one man one cell, dengan pengamanan maksimal. Sistem perlakuan, pembinaan dan pengamanan akan diterapkan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.

Pelaksanaan penempatan narapidana teroris

Utami menyatakan lapas high risk telah siap menerima kedatangan 145 narapidana teroris pindahan dari cabang rutan Salemba, Mako Brimob.

Lembaga Pemasyarakatan tersebut diakui memiliki kapasitas yang memadai dan petugas pemasyarakatan yang terlatih dan telah di-assessment (diakui) untuk kebutuhan mengamankan dan membina narapidana teroris.

Meskipun, menurutnya tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dari pihak-pihak terkait, seperti BNPT, TNI dan Polri dan pihak terkait lainnya.

“Mohon doanya agar pelaksanaan pemindahan dan penempatan hingga nanti pelaksanaan pembinaan mereka selama di NK berjalan lancar dan tidak terjadi gangguan yang berarti,” ucap Utami.

Utami sebelumnya sempat menjelaskan bahwa pembangunan lapas yang punya sistem keamanan tingkat tinggi (high risk security) di Lembaga Permasyarakatan Klas I Nusakambangan sudah mencapai 70 persen. Ia menegaskan rencananya peresmian akan dilangsungkan pada tahun ini.

“Sekarang sudah mendekati 70 persen, 2018 mudah-mudahan sudah bisa diresmikan walaupun hanya satu blok,” kata Utami beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan itu, Utami menerangkan lapas dengan sistem pengamanan tinggi akan ditempati oleh narapidana yang memiliki kriteria menganggu keamanan lingkungan. Lapas dengan sistem ini juga bisa diisi oleh narapidana yang dianggap memang harus ditempatkan sendiri.

Exit mobile version