News

Memperingati 90 Tahun Sumpah Pemuda Melalui Festival Folklor Nusantara

Jakarta, Liputan7up.com – Peringati 90 tahun Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2018, Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri (Himpuni) menggelar Festival Folklore Nusantara (FFN) 2018 yang berada di auditorium Kementerian PUPR, di Jakarta Selatan, Sabtu (27/10).

Beberapa serangkaian pekerjaan digelar semenjak pagi sampai malam hari, termasuk juga final pertandingan gabungan nada mahasiswa yang dibarengi oleh 12 perguruan tinggi negeri ataupun swasta.

“28 Oktober 2018 adalah 90 tahun Sumpah Pemuda. Tidak cuma sumpah tentang nusa, bangsa dan bahasa. Tetapi telah satu kreasi yang sudah dikasihkan, dipresentasikan dan dinikmati oleh kita semua. 500 Pemuda hari ini adalah generasi emas bangsa Indonesia,” tutur Ketua Ikatan Alumni UI Arief Budi Hardono pada sambutan pengumuman juara FFN 2018, dalam tayangan wartawan, Senin (29/10).

Arief mengharap, melalui generasi emas yang dipunyai Indonesia saat ini dari FFN 2018 dan Himpuni bisa berguna untuk bangsa yang akan datang dengan jadi pemimpin di semua bidang.

“Saya mendoakan rekan-rekan semua yang ada di hari ini jadi saksi jika Himpuni sudah menggerakkan generasi muda untuk selalu kreatif, dengan tidak lupa budaya bangsa,” kata Arief.

Sedangkan, Koordinator Presidium II Himpuni Budi Karya Sumadi mengapresiasi peranan serta kapasitas semua pihak yang ikut serta dalam kesuksesan penyelenggaraan FFN 2018.

“90 Tahun Sumpah Pemuda merupakan waktu yang panjang. Menjadi bangsa, kita bertahun-tahun menyatu. Lantas kita hadirkan kembali hari ini, di FFN 2018. Budaya dan lantunan lagu diambil menjadi tali pengikat pada kita semua. Menandakan jika kita adalah Indonesia,” kata Budi Karya Sumadi.

Sesaat, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan, penyelenggaraan pekerjaan budaya seperti FFN 2018 akan membuat Indonesia makin dikagumi oleh semua bangsa-bangsa dalam dunia. Ditambah lagi, FFN 2018 ikut memiliki kandungan unsur arena yang mencerdaskan.

“Acara ini ajaib. Beberapa suara yang berlainan, intonasinya, beberapa jenis nada dipadukan, dilatih dan diaransemen dengan bagus,” tutur Triawan.

Triawan menyarankan, tiap-tiap inspirasi bentuk kreatifitas budaya semestinya bisa dimanifestasi sehingga selama-lamanya jadi asset negara. Nanti, nilai kreatifitas budaya ikut jadi makin mahal.

Penyelenggaraan FFN 2018 merupakan bentuk penghormatan pada arti Sumpah Pemuda 28 Oktober, terutamanya dari generasi muda, yang tahun ini sudah berumur 90 tahun melalui pentas seni budaya. Direncanakan, arena FFN bisa berjalan tiap-tiap tahunnya.

Dalam acara ini, grup gabungan nada Gadjah Mada dari Kampus Gadjah Mada, Yogyakarta, menyapu juara pertama FFN.

Dengan prestasi tersebut, grup gabungan nada dari Kampus Gadjah Mada memiliki hak membawa pulang Piala Presiden serta dana pembinaan sebesar Rp 100 juta.

To Top