News

Marak Surat Dugaan 'Pemalakan' KBRI, Presiden Diminta Tegaskan Jajarannya

[ad_1]

JAKARTA – Beredarnya beberapa surat dari anggota dewan serta menteri yang diduga digunakan untuk ‘memalak’ Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang ada di luar negeri guna kepentingan pribadi serta koleganya, membuat sejumlah pengamat angkat bicara.

Ketua Presidium ProDemokrasi (Prodem) Andrianto mengatakan, beredarnya surat tersebut yang diduga untuk dilakukan sebagai sebuah penyimpangan serta penyelewengan jabatan merupakan imbas dari lemahnya leadership para pemimpin.

“Apa yang terjadi saat ini kan akibat lemahnya leadership para pemimpin baik eksekutif maupun legislatif. Kedepan harus ada ketegasan sang Presiden untuk tertibkan para menterinya, pimpinan legislatif pun harus perjelas dan stoplah studi banding ke luar negeri,” kata Andrianto kepada Okezone, Minggu (3/4/2016).

Diketahui sebelumnya, beredar surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi diduga memalak Konsulat Jenderal RI di Sydney, dan kini giliran anggota Komisi I DPR Rachel Maryam diduga melakukan hal yang sama.

Menurut Andrianto, selain ketegasan Presiden Joko Widodo terhadap bawahannya tersebut, harus ada antisipasi dari Departemen Luar Negeri (Deplu) dalam mengontrol para rekan di pemerintahannya tersebut untuk tertib administrasi.

“Pihak Deplu juga seharusnya tidak permisif lagi, harus berani tegakan aturan dengan tegas tanpa pandang bulu,” tukasnya.

[ad_2]

To Top