News

"Manusia Perahu" Imbas Tak Ada Rencana Matang Sebelum Penggusuran

[ad_1]

JAKARTA – Enggan direlokasi ke rusun, sebagian warga Pasar Ikan dan Akuarium memilih menjadi ‘manusia perahu’. Alasannya, jika di relokasi ke rusun pun mereka tak tahu harus bekerja apa.

Sosiolog dari Universitas Gajah Mada, Usman Sunyoto mengatakan, “manusia perahu” ada karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tak memiliki perencanaan matang sebelum melakukan penggusuran.

Menurutnya, Pemprov DKI seharusnya membuat adaptasi rencana sejak awal jika ingin merelokasi warga ke rusun sehingga mereka tidak seperti kehilangan mata pencaharian seperti ini.

“Harus ada yang namanya adaptasi rencana. Karena itu perencanaan, jadi harus ada jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang. Nah mereka harus disesuaikan juga dengan kondisi, kemauan dan kemampuan mereka untuk di rumah susun itu,” kata Usman saat dihubungi Okezone, di Jakarta, Jumat (15/4/2016).

(Baca Juga: “Manusia Perahu” Luar Batang: Mendingan Dimatiin Aja Sekalian!)

Menurutnya, adaptasi sangat diperlukan guna menyesuaikan dengan kondisi mereka di tempat baru. Dan idealnya memang harus sesuai dengan pengetahuan, kemampuan, dan kemauan sehingga tak bisa dipaksakan.

Nantinya, dalam proses pendampingan, pemerintah juga harus menyediakan orang yang pakar di bidangnya dan bukan sekadar relawan.

“Peran pemerintah pertama kan mengatur, kedua memfasilitasi, ketiga itu meningkatkan kesejahteraan mereka. Tapi pemerintah juga harus menyiapkan rencana adaptasi tadi untuk menyesuaikan dengan kondisi yang baru,” urai Usman.

“Nah siapa yang diharapkan menangani ini ialah orang atau lembaga yang punya kompetensi, tidak bisa hanya relawan biasa karena lembaga ini akan menjadi tumpuan bertanya, tumpuan menghadapi masalah-masalah yang dihadapi, tumpuan mencari alternatif,” tutupnya.

[ad_2]

To Top