Malaysia Berlakukan Lockdown Demi Mengantisipasi Corona
Malaysia Berlakukan Lockdown Demi Mengantisipasi Corona
Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap negaranya. Sang PM memutuskan untuk melakukan lockdown nasional atau menutup semua akses keluar dan masuk seantero Negeri Jiran. Tindakan tersebut secara terpaksa diambil mengingat jumlah kasus Virus Corona COVID-19 yang makin menggunung.
Dalam pidato pada Senin, 16 Maret 2020, PM Muhyiddin mengatakan pemerintah akan menerapkan Perintah Kontrol Gerakan selama lockdown yang dimulai dari 18 Maret hingga 31 Maret. Hingga saat ini jumlah kasus virus Corona di Malaysia telah mencapai angka 553 jiwa, angka tertinggi pengidap virus Corona COVID-19 di Asia Tenggara.
Negeri Jiran tersebut melaporkan 125 kasus baru pada Senin, 95 di antaranya terkait dengan acara tabligh akbar yang diadakan pada Februari, menurut kementerian kesehatan, menyusul naiknya 190 kasus selama akhir pekan.
Acara tabligh akbar itu dihadiri oleh sekitar 16.000 orang mulai dari 27 Februari hingga 1 Maret. Dan dari 14.500 warga Malaysia yang hadir di acara tersebut, hanya 7.000 warga yang melakukan tes Virus Corona COVID-19.
Malaysia Berlakukan Lockdown Demi Mengantisipasi Corona
Sejauh ini, sebanyak 42 pasien virus Corona di Malaysia telah pulih total dan telah dipulangkan ke rumah masing-masing. Sementara 511 lainnya masih berada di rumah sakit, bahkan beberapa diantaranya masih dalam perawatan intensif.
Saat ini, Kementerian Luar Negeri masih terus melacak jemaah tabligh akbar di Masjid Sri Petaling, Malaysia yang diduga menjadi tempat penyebaran virus Corona.
Di samping itu, terdapat 696 WNI yang mengikuti acara tabligh akbar yang berlangsung 28 Februari hingga 1 Maret. Pemerintah pun menghimbau supaya warga WNI yang mengikuti acara tersebut dites kesehatannya, namun hingga kini identitas mereka masih dicari.
“KBRI sedang melacak identitas WNI melalui kerjasama dengan otoritas Malaysia dengan mengerahkan segala cara. Secara fisik belum ketemu namun data sudah diperoleh.” kata Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah pada Senin, 16 Maret 2020.
Faizasyah menyatakan bahwa tidak semua dari jemaah WNI yang mengikuti tabligh akbar berdomisili di Kuala Lumpur. Data-data WNI sudah diperoleh namun masih harus diverifikasi. Pihak Kemlu belum dapat memberikan informasi apakah para WNI tersebut sudah kembali ke Indonesia sebab ada sebagian yang memang tinggal di Malaysia dan sebagian lagi tidak.