Kualifikasi F1 Sistem 'Knock Out' Bakal Bikin Sulit Rio Haryanto?

[ad_1]

liputan7upcash.com, Jakarta – Perjalanan Rio Haryanto di F1 belum mulus. Dari dua kali tes yang diikuti pada Rabu dan Kamis (25/2/2016), pembalap Manor Racing itu dua kali ke luar lintasan.

Teranyar kemarin saat mobil MRT05 yang dikemudikannya menabrak pembatas di Sirkuit Katalunya, Barcelona. Insiden itu membuat Rio Haryanto tak mampu rampungkan sisa 90 menit sesi tes pramusim karena bagian belakang mobil rusak.

“Saya membuat kesalahan hari ini dan sayangnya mobil tidak bisa diperbaiki dengan cepat. Jadi saya kecewa karena tidak mampu menyelesaikan program yang kami rencanakan,” kata Rio seperti dilansir laman Facebook Manor Racing.

Masih bisa dimaklumi jika Rio Haryanto terlihat grogi atau demam panggung di lintasan. Dia belum lama menjajal mobil F1 karena baru datang dari Indonesia.

Terakhir Rio haryanto menjajal mobil Manor yaitu MRT03 yang masih pakai mesin Ferrari akhir tahun lalu. Semuanya kini berbeda karena MRT05 gunakan mesin Mercedes.

Pada dua kali tes, Rio Haryanto mencatatkan 125 lap. Seharusnya jumlah ini bisa lebih jika saja dia bisa rampungkan sesi tes Kamis kemarin. Jumlah lap ini sama dengan yang ditempuh oleh rekannya Pascal Wehrlein.

Regulasi Anyar

Yang mengkhawatirkan kini yaitu waktu lap yang dicatatkan Rio Haryanto. Dibandingkan Wehrlein yang mencatatkan waktu lap 1 menit 25 detik, Rio Haryanto masih terpaku di 1 menit 28 detik.

Jika tak mampu memperbaiki catatan waktu ini pada tes kedua pramusim pada 1-4 Maret, ini bisa bahaya. Seperti diketahui, F1 musim ini bakal gunakan kualifikasi dengan sistem knock out.

Dimana, pembalap yang paling lambat bakal langsung tereliminasi setiap 1 menit 30 detik di tiga sesi kualifikasi. Dimulai dari sesi kualifikasi satu (Q1) yang berlangsung 16 menit.

Bakal ada 7 pembalap yang tereliminasi di Q1, sedangkan 15 pembalap melaju ke kualifikasi dua (Q2). Di Q2, waktu eliminasi sekitar 15 menit. 7 pembalap dieliminasi di Q2, sedangkan 8 pembalap melaju ke kualifikasi 3 (Q3).

Pada Q3, waktu persaingan sekitar 14 menit. 6 pembalap bakal mengisi posisi start 3 sampai 8. Sedangkan pole positions diperebutkan dua pembalap dalam waktu 1 menit 30 detik.

Dengan sistem di atas, sejauh mana Rio Haryanto bisa bertahan? Ancaman start paling belakang bisa saja terjadi. Dilihat dari hasil tes pertama, Rio Haryanto terpaut hampir 6 detik dari Sebastian Vettel.

“Sekarang adalah pekan penting bagi saya dan tim di Barcelona. Terima kasih pada semua pihak yang membantu saya. Yang jelas saya tidak sabar membuat kemajuan pekan depan,” kata Rio Haryanto.

Regulasi Tahun Depan

Regulasi kualifikasi F1 sistem knock out hanya salah satu perubahan yang bakal dihadapi Rio Haryanto. Untunglah, tidak ada perubahan lain yang bakal diterapkan musim ini.

Namun pada 2017, Rio bakal dihadapkan hal baru lagi. Soalnya, Federasi Balap Mobil International (FIA) dan Komisi F1 membicarakankemungkinan ubah bodi mobil F1 di 2017. Tujuannya tak lain agar mobil bisa lebih cepat dan punya daya gravitasi (downforce) yang lebih baik.

Seperti dilansir crash, kemungkinan ban, suspensi, aerodinamika dan bodi mobil diizinkan lebih besar. Dipercaya dengan ini mobil F1 bisa lebih cepat 3 detik karena daya gravitasi yang lebih besar.

Untuk ban, FIA bakal bekerja sama dengan Pirelli untuk mencari solusi kompon ban apa yang cocok dengan perubahan di atas. Proposal perubahan ini harus disetujui oleh Dewan Motor Sport Dunia.

Mobil F1 sekarang misalnya punya total berat 702 kg. Dengan perubahan di atas, berat mobil bisa 722 kg plus ban sekitar 5 kg.

Sedangkan lebar bodi mobil F1 sekarang maksimal 1400mm. Nantinya mobil diizinkan punya lebar hinga 1600mm atau 1,6 meter. Semua itu seperti diketahui dibuat untuk membuat balapan F1 lebih menarik.

Nah, bisakah Rio Haryanto beradaptasi dengan ini? Setidaknya Rio Haryanto sudah mendapatkan pengalaman dengan keikutsertaannya di F1 tahun ini.

[ad_2]

Exit mobile version