News

Konsep Perindo Bangun Masyarakat Tertinggal

[ad_1]

TARAKAN – Kesenjangan sosial menjadi penghambat kemajuan Indonesia. Strategi pembangunan harus diubah. Masyarakat menengah ke bawah harus tumbuh lebih cepat daripada masyarakat menengah ke atas, sehingga penggerak ekonomi lebih banyak. Akhirnya, ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih tinggi dalam waktu cepat.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) saat melantik pengurus 50 DPC Partai Perindo Kalimantan Utara (Kaltara) di Tarakan, Rabu (23/3/2016).

“Banyak negara yang melewati masalah kesenjangan sosial, mereka berhasil. Negara yang tidak memperhatikan distribusi pertumbuhan ekonomi, cenderung berjalan di tempat,” ujarnya.

Dia mencontohkan China yang 25 tahun lalu masih berada di bawah Indonesia. Pemerintah China memberikan perhatian khusus kepada masyarakat menengah ke bawah, berupa akses modal murah dan mudah, pelatihan keterampilan dan proteksi dari pasar bebas.

“Tujuannya adalah supaya mereka naik kelas. Sehingga ekonomi China tumbuh setiap tahun, bahkan dalam 30 tahun rata-rata pertumbuhannya 9%,” katanya.

Sebaliknya, India yang menerapkan ekonomi bebas seperti halnya Indonesia, tidak bisa tumbuh dengan baik. Pertumbuhan ekonomi terfokus pada masyarakat menengah ke atas, sehingga masyarakat menengah ke bawah ketinggalan.

“Kita lihat sampai hari ini kesejahteraan India dibawah Indonesia,” ungkapnya.

Tingkat kesejahteraan atau kemajuan suatu bangsa, kata Hary Tanoe, diukur dari kesejahteraan per orangnya, bukan totalnya. Jadi kalau pun prediksi yang menyebutkan perekonomian Indonesia masuk tujuh besar dunia pada 2030 tercapai, tak menjamin rakyat Indonesia sejahtera.

“Kalau kita menjadi ekonomi tujuh besar dunia, bukan ukuran kesejahteraan atau kemajuan dari bangsa Indonesia,” tuturnya.

[ad_2]

To Top