News

Kemunculan Charlie Heboh Berbahaya bagi Kerukunan Beragama

[ad_1]

JAKARTA – Kemunculan majalah satir Charlie Heboh dianggap bisa berbahaya bagi kerukunan beragama di Indonesia. Isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) akan sangat berbahaya jika tak segera diberantas.

“Ini berbahaya. Kalau sudah menyangkut agama, silent majority akan bergerak, apalagi ini sudah simbol Islam. Isu SARA akan berbahaya kalau tidak berantas. Pemerintah, polisi, dan TNI harus tegas,” kata psikolog politik dari Universitas Indonesia (UI) Dewi Haroen kepada Okezone di Jakarta, Selasa (5/4/2016).

Isu SARA seperti ini, menurut Dewi, akan membuat kondisi keamanan jadi rentan. Terlebih adanya gerakan tersebut menunjukkan ketidakstabilan politik di Tanah Air.

Jika dibiarkan, kelompok-kelompok seperti ini bisa berubah militan dan fundamentalis. Gerakan-gerakan itu bisa berujung ke pemberontakan.

“Kalau begini bisa jadi fundamentalis, gerakan pemberontakan. Jadi, isu SARA ini memang tidak menguntungkan. Kalau dibiarkan akan konflik horizontal,” tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, melalui akun Facebook Charlie Heboh membuat banyak netizen murka. Dalam sampul majalah berlatar putih dan kuning tersebut tampak pria berjanggut dan bergamis putih sedang menyetubuhi anak kecil dengan tas sekolah dan boneka di sampingnya.

Dalam kaver majalah itu, sang pria berjanggut berkelakar bahwa ia hanya ingin menjalankan sunah. “Ana cuma menjalankan sunnah nabi.” Sedangkan anak kecil yang disetubuhi berteriak bahwa ia hanya ingin sekolah. “Saya masih ingin sekolah.”

Di samping adegan tak senonoh itu, terdapat juga tulisan besar berwarna hitam yang bertuliskan: “Sunnah… Sunnah… Sunnah…”

Akun Charlie Heboh juga sempat dikutuk netizen, sebelum akun yang telanjur mendapat stigma buruk dari netizen itu menghilang dari peradaban.

Banyak netizen yang melaporkan akun tersebut sebagai akun menyimpang yang membuat akun tersebut diblokir hingga batas waktu yang belum ditentukan.

[ad_2]

To Top