News

Kabinet Harus Bersih dari Nama-Nama di Panama Papers

[ad_1]

JAKARTA – Presiden Jokowi disarankan membersihkan kabinet dari orang-orang yang namanya tercantum dalam Panama Papers, menyusul rencana perombakan kabinet dalam waktu dekat.

“Mereka yang diduga kuat menyembunyikan harta kekayaannya di luar negeri untuk menghindari pembayaran pajak di dalam negeri, memang tidak pantas berada dalam kabinet,”‎ ujar pakar hukum tatanegara Yusril Ihza Mahendra menanggapi wacana reshuffle kabinet kerja Pemerintahan Jokowi-JK di Jakarta, Selasa (12/4/2016).

‎”Pembersihan ini sejalan dengan komitmen Pemerintah yang ingin mengusut siapa saja WNI yang namanya tercantum dalam Panama Papers. Di beberapa negara Eropa telah ada pejabat yang mengundurkan diri ketika namanya diumumkan ada di dalam Panama Papers,” jelas Yusril.

Pengusutan terhadap mereka yang namanya tercantum dalam Panama Papers seyogianya tidak berhenti mereka saja, tetapi juga orang-orang yang menjadi kerabat dekat, yang diduga telah digunakan oleh pejabat untuk menyembunyikan kekayaannya di luar negeri.

Menurut Yusril, skandal Panama Papers yang melibatkan begitu banyak WNI, apalagi yang pernah maupun sedang menjabat seharusnya menjadi perhatian Presiden Jokowi. “Apalagi nama-nama itu diketahui pasti ada di dalan kabinet. Langkah ini sangat penting untuk menjaga wibawa kabinet dan menjaga wibawa Presiden Jokowi sendiri sebagai pemimpin negara yang jujur dan bersih dari perbuatan tercela,” pungkas Yusril.

Panama Papers adalah nama dokumen yang dibocorkan koalisi wartawan investigasi internasional pada Minggu 3 April 2016. Dokumen tersebut berasal dari Mossack Fonseca, sebuah firma hukum asal Panama.

Dokumen itu meliputi data transaksi rahasia keuangan para pimpinan politik dunia, skandal global, dan data detail perjanjian keuangan tersembunyi para pengemplang dana, pengedar obat-obatan terlarang, miliarder, selebriti, bintang olahraga, dan lainnya.

Terdapat 2.961 nama individu ataupun perusahaan yang muncul saat kata kunci “Indonesia” dimasukkan. Selain itu, pada laman yang sama pun, muncul 2.400 alamat di Indonesia yang terdata dalam kolom “Listed Addresses”.

Mereka yang disebut di antaranya Rini Soemarno, James T Riyady, Budiono Darsono, dan Gita Irawan Wirjawan. Kemudian ada juga Budi Sampoerna, Cakra Ciputra, dan Chandra Winoto Salim, Chairul Tanjung dan lain-lain. Namun tidak ada penjelasan kenapa nama mereka ada di situ.

[ad_2]

To Top