News

Jangan Sampai Fahri Hamzah Jadi "Kutu Loncat"

[ad_1]

JAKARTA – Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing, mengimbau Fahri Hamzah tidak menjadi politikus “kutu loncat” setelah dipecat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Ia menjelaskan, apabila terdapat tawaran dari Partai Gerindra untuk menjadikannya kader dan tempat baru bagi karier politiknya, hal itu akan menggambarkan sosok Fahri Hamzah sebagai politikus yang pragmatis dan transaksional. (Baca Juga: Penjelasan PKS soal Pemecatan Fahri Hamzah)

“Banyak orang yang pindah partai itu adalah kutu loncat dan siapapun yang melakukan itu menunjukkan bahwa dia orangnya transaksional dan pragmatis, karena politik itu perjuangan,” kata Emrus saat berbincang dengan Okezone, Minggu (10/4/2016).

Oleh karenanya, kata Emrus, Fahri Hamzah disarankan membentuk organisasi sebagai wadah dalam meneruskan perjuangannya dalam mengabdi di bidang politik yang bertujuan mensejahterakan rakyat Indonesia.

“Mengabdi dalam politik itu tidak harus di partai. Katakanlah membentuk organisasi baru yang bertujuan menyejahterakan rakyat karena jika pindah partai, nantinya partai yang baru juga akan kena imbas dengan penilaian negatif publik,” ungkap Emrus.

Emrus juga menyesalkan adanya aksi perlawanan Fahri yang melayangkan gugatan kepada PKS lantaran tidak terima atas pemecatan dirinya. Sebab, dalam konflik di partai politik mengajak pihak ketiga dalam konflik tersebut akan berdampak negatif. (Baca Juga: Setelah Fahri Hamzah, PKS Kembali Pecat Kader di DPR)

“Kalau menurut saya aksi perlawanan itu menurunkan kredibilitas seorang Fahri Hamzah dan itu tidak baik. Apalagi mengajak pihak ketiga dalam urusan rumah tangga partai politik. Karena parpol itu seharusnya melakukan lobi-lobi internal apabila mempunyai masalah, mengajak pihak ketiga dalam masalah internal juga akan berdampak negatif,” sebut Emrus.

[ad_2]

To Top