Jamaah Haji Asal Surabaya Meninggal Dunia Setibanya Di Tanah Air

Jakarta, Liputan7up.com – Jemaah haji grup terbang (kolter) 11 debarkasi Surabaya, Jawa Timur, datang di Tanah Air, Jumat (31/8) dini hari. Salah satunya jemaah bernama Muh Rafik (75) asal Pangerangan, Sumenep, Madura ini alami sesak napas.

Wakil Kepala Bidan g Kesehatan Panitian Penyelenggara Beribadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya, dr Zainul menuturkan, pasien wafat sesaat sesudah turun dari pesawat di Bandara International Juanda Surabaya di Sidoarjo.

“Pasien wafat karena tidak berhasil napas,” kata Zainul.

Sebelum dinyatakan wafat, Rafik sudah sempat dievakuasi ke mobil ambulan ce untuk dibawa ke Rumah Sakit (RS) Haji Sukolilo. “Belum masuk rumah sakit, di perjalanan beliau telah wafat,” sesal Zainul.

Memang, lanjutnya, berdasar pada data surat kematian dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya, Rafik mempunyai kisah emfisema dan tidak berhasil jantung semenjak 5 tahun paling akhir.

Akan tetapi saat akan pergi haji, tim dokter RS Haji Sukolilo menyatakan keadaan kesehatan Rafik tidak memiliki masalah dan dapat pergi ke Tanah Suci, Mekkah. Bahkan juga, dapat menyelesaikan beribadah hajinya sampai kembali pada Tanah Air.

Akan tetapi, lebih Zainul, semenjak tiga hari mendekati pemulangan, yaitu tanggal 27 Agustus, kondisinya mulai tampak lebih buruk. Oleh tim kesehatan, Rafik dibawa ke bidang dengan therapy nebuleser dan diinfus.

“Hingga kondisinya kembali lebih baik,” jelas dia.

Setelah itu, bersama dengan jamaah kloter 11 yang lain, Rafik bertolak dari Bandara Jeddah menggunakan Pesawat Saudia Arabia Airline dengan nomor penerbangan SV5410 sekitar pukul 13.02 waktu ditempat.

Pasca-pesawat take off dari Bandara Jeddah, sekitar pukul 15.00 Waktu Arab Saudi (WAS), keadaan almarhum mulai melemah. Hingga dikerjakan tindakan oleh dokter TKHI. Seputar pukul 18.00 WAS, pasien yang didampingi putranya, Ahmad Ghozali ini alami apneu.

“Oleh tim kesehatan, beliau dikasihkan tindakan dengan memberikan oxigen full, infus RL, injex dexa, trip aminophylin, desakan darah 90/60, nadi 100x/menit,” tutur Zainul.

Sesudah itu , masih kata Zainul, nafas almarhum mulai kembali teratur dan dokter TKHI merekomendasikan untuk menggunakan O2 sampai datang di Tanah Air.

“Jam 03.05 WIB, pesawat landing di Bandara Juanda dan pasien kembali sesak nafas dan lansung dievakuasi dengan ambulan s. Jam 03.20 WIB, pasien wafat didalam ambulan s sebelum sampai ke rumah sakit,” pungkasnya.

Exit mobile version