Showbiz

Ina Marika, Pencuri Perhatian di Halilintar

[ad_1]

liputan7upcash.com, Jakarta Nama Ina Marika mungkin masih terdengar asing di telinga pecinta sinetron. Pasalnya gadis muda belia ini memang tergolong pendatang baru di jagad akting. Ina terhitung baru main di dua judul sinetron.

Pertama, Pacarku dari Langit. Di debutnya ini, ia langsung mengemban peran utama bernama Venus. Sinetron ini tayang di SCTV pada 2 November 2015 silam dan berumur pendek, tercatat hanya 9 episode saja. Meski begitu, sinetron ini pernah mendarat di posisi 11 dengan TVR/Share data rating ABC-ALL sebesar 2.4/16.8% – 2.4/17%. Cukup bagus untuk ukuran sinetron yang tayang di slot jam keramat; pukul 16.30 WIB.

Ina Marinka

Halilintar menjadi judul kedua. Sinetron ini baru tayang per-15 Februari lalu. Disini meski tak lagi jadi peran utama, Ina tetap kebagian sebagai salah satu tokoh penting. Salshabila atau Bila dikisahkan sahabat Roy (Fero Walandouw) yang menyimpan rasa, walau akhirnya ditolak.

Ina Marika, kelahiran 6 Januari 1999, dianggap sebagai salah satu bakat baru persinetronan Indonesia yang cukup mencuri perhatian saat ini, selain Cassandra Lee yang tengah melejit.

Ia makin diperhitungkan setelah tampil apik di film perdananya, London Love Story. Di sana, Ina jadi Riana adik Dave (dimainkan Dimas Anggara) penderita tuna wicara. Karakternya jadi alasan sekaligus jawaban konflik utama film yang telah menembus sejuta penonton tersebut.

 

Selain itu, akting Ina juga sudah terasah lewat penampilannya dibanyak FTV yang tayang di SCTV. Ina telah dipasangkan dengan banyak nama besar di jajaran aktor sinetron, seperti Hardy Fadhilah, Fero Walandouw, Aron Ashab, Randy Martin, dan masih banyak lagi.

Kini melihat aktingnya yang kian mumpuni untuk ukuran pendatang baru bahkan membuat atensi penonton Halilintar terbelah dua. Walau Cassandra Lee mendapat kesempatan menjadi tokoh utama keduanya setelah Rain The Series, Ina tetap bisa tampil memikat. Terlebih menyaksikan chemistrynya dengan Fero yang terasa lebih natural. Sayangnya, jalan Ina rasanya bakal terjal.

Sinetron Halilintar

Banyak yang berpendapat, jika saja ia lebih dikenal atau memiliki wajah lebih ‘menjual’, Ina Marika bisa dipastikan akan mudah merebut perhatian banyak orang. Minusnya, Ina berwajah khas orang Indonesia dengan kulit sawo matang dengan postur tidak tinggi-tinggi amat. Ia dinilai kurang mendongkrak sebuah tayangan. Hal ini sudah terbukti di sinetron perdananya.

Akankah Ina Marika bisa mematahkan anggapan tak berwajah blasteran, sulit berjaya?

Mudah-mudahan saja, masyarakat pecinta sinetron tak mendoktrinkan hal ini. Sudah seharusnya penilaian didasarkan tak hanya pada penampilan luar (wajah putih, cantik, dan tinggi), tapi juga kualitas akting yang baik. Selamat berjuang, Ina!

[ad_2]

To Top