Bola

Ikut ISC, PS TNI Berubah Jadi Persiram Raja Ampat

[ad_1]

BANDUNG – Perjalanan PS TNI dalam turnamen Piala Bhayangkara sudah berakhir setelah gagal lolos ke semifinal. Lalu bagaimana nasib PS TNI selanjutnya?

Pelatih PS TNI Edy Syahputra mengatakan timnya kini sedang bersiap untuk mengikuti Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016.

“Kami akan terus melakukan persiapan untuk ISC A,” kata Edy di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

Ia sendiri mengaku tidak berani memberikan pernyataan lebih jauh. Tapi ia memberi sedikit bocoran bahwa PS TNI akan berubah nama.

“Yang kami dengar kami akan berganti nama jadi (Persiram) Raja Ampat,” ungkapnya.

PS TNI sendiri dalam mengarungi Piala Bhayangkara sudah lepas dari bayang-bayang PSMS Medan. PS TNI dan PS TNI sudah tidak lagi menjalin kerjasama.

Dengan akan berganti nama menjadi Persiram Raja Ampat, kemungkinan besar PS TNI akan melakukan merger dengan klub tersebut. Tapi ia kembali menegaskan tidak bisa berspekulasi lebih jauh, termasuk soal homebase.

“Saya tidak berani memberikan statement di mana homebase-nya. Tapi informasi yang saya dapat itu sudah 99 persen kita nanti main di ISC A,” jelas Edy.

Untuk mengarungi ISC, PS TNI akan melakukan berbagai pembenahan. Tapi pembenahan yang akan dilakukan tidak akan terlalu banyak. Komposisi pemain pun kemungkinan hanya akan berubah sekira 20 persen.

“Mungkin ada beberapa pemain yang kami evaluasi karena ISC ini kan kompetisinya cukup panjang. Jadi kami membutuhkan pemain yang benar-benar siap secara fisik dan mental,” ujarnya.

Meski akan ada pemain baru, Edy menegaskan timnya tidak akan memakai jasa pemain asing. Itu sesuai dengan permintaan dari pembina PS TNI.

“Alasannya kalau pemain asing kualitasnya tidak jauh lebih bagus dari pemain lokal, kenapa kami pakai pemain asing,” cetusnya.

PS TNI justru ingin jadi klub yang mengorbitkan para pemain muda dan potensial. Sehingga bibit terbaik pesepakbola akan terus lahir untuk masa depan sepakbola nasional.

Ia pun lebih setuju jika ISC bergulir tanpa adanya penggunaan pemain asing. Ia mencontoh Malaysia yang pernah melakukan langkah tersebut dalam kompetisinya. Hasilnya, bintang-bintang baru terlahir dari kompetisi.

“Kami harusnya jangan takut. Kapan kami akan melihat seperti Kurniawan Dwi Yulianto lagi? Itu yang mesti kami pahami. Pembina berharap kami memaksimalkan pemain-pemain lokal,” tandas Edy.

[ad_2]

To Top