WhatsApp (WA) pada tahun 2020 telah menyiapkan segudang fitur baru: dark mode hingga hapus pesan otomatis. Tujuannya, agar lebih memanjakan pengguna. Akan tetapi, ada fitur baru lainnya yang disebut cukup ‘mengganggu’.
Fitur itu, sebagaimana diwartakan Techradar dikutip Selasa (28/1/2020), salah satunya ialah hadirnya iklan. Wacana munculnya fitur ini tercetus dalam Facebook Marketing Summit di Belanda pada tahun 2019 lalu.
Pada saat itu, Facebook sebagai induk WhatsApp, mendemostrasikan bahwa iklan atau ads tersebut nongol di fitur status. Nantinya, iklan akan muncul di antara status pengguna, dari status pengguna ke pengguna lainnya. Dengan kata lain, pengguna akan menjumpai iklan itu saat melihat daftar status kontak teman-temannya.
Akan tetapi, sebagaimana diwartakan CNET mengutip laporan The Wall Street Journal, fitur iklan itu urung diterapkan lantaran masih ada pertentangan di pihak Facebook. Pertentangan soal ada tidaknya iklan ini juga memicu hengkangnya dua pendiri WhatsApp pada tahun 2018 lalu.
Fitur anyar lainnya, Dark Mode, sangat dinantikan oleh pengguna dari kalangan pemilik gawai non-Android 10 dan non-iOS 13. Fitur tampilan gelap ini punya dua keutamanan, yaitu untuk kenyamanan mata dan menghemat konsumsi baterai.
Bagi pemilik gawai dengan panel non-Super AMOLED, hanya kenyamanan yang akan didapat. Di luar itu, konsumsi baterai di panel AMOLED bisa terlaksana lantaran warna hitam tak membutuhkan daya sebab panel akan ‘mati’ sepenuhnya.
WhatsApp untuk saat ini sudah menggulirkan fitur Dark Mode bagi pengguna Android beta. Cara menikmatinya juga tak sulit, yakni dengan mengunduh dan menginstal aplikasi WA versi tertentu yang memang diperuntukkan untuk beta user.
Self-destructing messages, disebut sebagai salah satu fitur favorit yang akan diperkenalkan pada tahun ini dengan kemampuan ‘memusnahkan’ pesan secara otomatis. Artinya, pengguna punya opsi untuk men-delete otomatis pesan itu setelah satu jam, satu hari, hingga satu pekan setelah pesan terkirim.
Menurut WABetainfo, situs web yang kerap berbagi informasi bocoran terkini fitur-fitur baru WhatsApp, disebutkan bahwa WA sedang menyiapkan teknologi reverse image search, yang memungkinkan pengguna bisa mengetahui dari mana awalnya foto/gambar yang ia terima berasal.
Dengan kata lain, fitur tersebut seperti mesin pencari untuk menelusuri sumber asli dari gambar/foto. Tujuan dari hadirnya fitur ini untuk menangkal dan mencegah merebaknya kabar palsu serta terjadinya misinformasi.
Akan tetapi, di tengah hadirnya fitur-fitur baru itu, WhatsApp ‘membunuh’ aplikasinya untuk gawai lawas, yang pada 1 Februari 2020 tak akan lagi mendukung smartphone Android 2.3.7 dan iOS 8, sebagaimana ditulis laman FAQ WA.
WhatsApp menyarankan penggunanya untuk beralih ke ponsel yang lebih baru atau mendukung lantaran beberapa fitur WA di gawai lawas mungkin tak berfungsi atau bahkan berhenti total.
WhatsApp bukan sekadar aplikasi pesan instan, tetapi juga media komunikasi global yang mencakup telepon hingga video call. Aplikasi ini juga bisa diandalkan untuk berbagi berkas.
Menurut Techcrunch, dalam Q4 2017 WhatsApp tercatat memiliki 1,5 miliar pengguna aktif bulanan yang mengirim 60 miliar pesan per hari. Angka tersebut jadi fakta keras bahwa WhatsApp adalah alat komunikasi favorit di dunia.
Tak salah bagi WhatsApp yang menghadirkan fitur-fitur baru, lantaran ini sebagai modus mereka agar para penggunanya tak pindah ke lain platform. Akan tetapi, fitur baru yang ditawarkan semestinya sesuai kebutuhan user dan bukan sekadar alat monetisasi semata.