News

Doakan Jacob Nuwa Wea, Kader PDIP Mengheningkan Cipta

[ad_1]

DEPOK – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristianto mengajak ratusan kadernya dalam Rapat Koordinasi Bidang Nasional, Pemuda dan Olahraga, untuk berdoa bersama bagi almarhum fungsionaris dan senior partai PDIP, Jacob Nuwa Wea. Ratusan kader mengheningkan cipta bersama Wali kota Bandung Ridwal Kamil.

“Kami sedang dalam situasi duka cita di mana Almarhum Bapak Jacob Nuwa Wea berpulang. Ini duka kita bersama kehilangan tokoh partai yang didukung arus bawah, tak mudah berhadapan dengan rezim otoriter saat itu seperti almarhum,” kata Hasto dalam pidatonya di Wisma Kinasih, Tapos, Depok, Minggu (10/4/2016).

Hasto menambahkan, kiprah karir politik Jacob Nuwa Wea dikenal sebagai pelopor Kongres PDIP keempat di Medan. Jacob juga dikenal berani dalam mendobrak pintu-pintu kekuasaan di era rezim Orde Baru.

“Kita juga kehilangan, beliau mampu mendobrak pintu-pintu otoritarian itu. Karena ada skenario dan intervensi kekuasaan Orde Baru. Pintu-pintu otoritarianisme inilah yang didobrak oleh Bapak Jacob Nuwa Wea,” urainya.

(Baca Juga: Kenangan Tjahjo saat Megawati Memilih Jacob Nuwa Wea)

“Hingga keberanian kepeloporan yang juga menjadi catatan perjuangan yang beliau tunjukan kita kenang. Lalu bagaimana beliau mengawal ibu Megawati Soekarnoputri,” tegas Hasto.

Hasto menyebutkan saat Jacob Nuwa Wea menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja, almarhum juga dikenal mampu menjadi ujung tombak kaum buruh.

“Sebagai Menakertrans adalah orang pemerintah, tetapi di dalam cara berpikir cara mengambil keputusan beliau memahami cara logika pemikiran kaum buruh itu sendiri. Sehingga, praktis persoalan kaum buruh bisa diselesaikan dengan Tripartid, dan buruh menjadi kekuatan yang penting. Kepemimpinan ini yang mewarnai rekam jejak Pak Jacob Nuwa Wea,” papar Hasto.

Jacob Nuwa Wea merupakan Ketua DPP PDIP periode 2005 – 2010 yang meninggal karena sakit di RS Gleaneagles Penang, Malaysia pada Sabtu 9 April pagi sekira pukul 08.30 WIB.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi di era Presiden Megawati Soekarnoputri 2001-2004 disemayamkan di rumah duka RS Atmajaya.

[ad_2]

To Top