News

Desa Harus Mandiri, Tak Butuh Investor

[ad_1]

TRIBUNNEWS, JAKARTA– Persoalan paling mendasar yang menjadi penghambat proses pembangunan dan pengembangan desa adalah masalah logistik. Sampai saat ini, belum ada solusi jitu yang mampu meminimalisir persoalan itu.

Setiap tahunnya, ketika petani menghadapi musim tanam, selalu berhadapan dengan tingginya harga pupuk dan bibit. Bahkan, terjadi kelangkaan, sehingga harga semakin mencekik petani. Sebaliknya, ketika panen, mereka menghadapi harga hasil panen yang rendah.

“Persolan logistik memang menjadi masalah negara ini. Seperti sekarang, puasa masih jauh, tapi harga kebutuhan pokok sudah naik semua. Tapi, itu hanya bagian dari sekian banyak persoalan yang membelit desa,” ungkap Ketua Kompartemen Community Involvement and development KADIN Indonesia, Imas Sidhiq dalam Focus Group Discussion yang digelar Subdit Usaha Ekonomi Masyarakat Desa, Direktorat PUED, Kementerian Desa PDTT, di Jakarta, Kamis (2/6/2016).

Menurut Imas, persoalan itu memang selalu muncul setiap tahunnya. Padahal, sebenarnya bisa diminimalisir melalui kerja nyata dinas-dinas di lapangan. Seharusnya, petugas dinas-dinas itu rutin memonitor keberadaan pupuk dan bibit ketika memasuki musim tanam.

“Selama ini, apa kerjanya dinas-dinas itu. Mestinya, setiap memasuki musim tanam, mereka mengecek ke lapangan, bagaimana keberadaan pupuk, bibit, atau barang-barang lainnya yang dibutuhkan petani. Mereka wajib menyiapkan pupuk dan bibit agar harga pupuk dan bibit stabil. Sehingga petani tidak kesulitan mendapatkannya,” kata Imas.

Di saat panen, dinas-dinas itu pun harus berperan menjadi penyalur hasil panen, agar harga yang didapat para petani tidak anjlok.

Anehnya, lanjut Imas, ketika masalah ini diangkat ke permukaan, jawaban yang muncul selalu sama, yakni, ada permainan.

[ad_2]

To Top