Dentuman Dari Anak Krakatau Masih Terdengar

Jakarta, Liputan7up.com – Dentuman dari anak gunung Krakatau di perairan Selat Sunda masih berlangsung sampai Selasa (26/12). Dentuman dengan jeda yang cukuplah seringkali, sekira satu sampai tiga menit sekali, bunyi seperti ledakan.

Dari Desa Sumur sampai Desa Labuan, yang jaraknya kurang lebih 49 km. dentuman masih begitu terdengar. Dari terlalu jauh, dentuman terdengar disertai sinar kilatan petir diatas anak gunung krakatau.

Menurut pedagang nasi Padang, Uni Gadis mengakui jika dentuman telah berasa semenjak saat hampir satu tahun paling akhir.

“Telah lama itu (dentuman), semenjak setahun yang lalu lah,” tuturnya saat didapati di Desa Labuan, Pandeglang, Banten, Selasa (25/12) malam.

Tuturnya, warga mulai cemas saat kembali dengar dentuman selesai tsunami berlangsung pada Sabtu (22/12) malam lalu. Dimana awal mulanya telah terlatih dengar dentuman tersebut.

“Jika dahulu (dengar dentuman) itu biasa. Tetapi cocok malam Minggu itu saat ini jadi pada cemas,” katanya.

Tsunami disangka karena longsoran dari anak gunung Krakatau. Sekurang-kurangnya, 429 meninggal dalam tragedi itu.

Kepala Desa Senang Ramai, Kabupaten Pandeglang, Banten Jaenal mengakui ada empat orang warganya yang meninggal jadi korban tsunami. Di desa tempat dia tinggal ini ada sekitar 130 Kepala Keluarga (KK).

“Ada empat orang yang wafat, dua wanita dan dua lelaki,” kata Jaenal pada merdeka.com di tempat, Banten, Senin (24/12).

Waktu peristiwa, dia dalam keadaan tertidur lelap dengan 5 orang yang lain. Serta saat itulah, Jaenal yang sedang tidur di kamar ini dengar nada seperti orang sedang perang menggunakan senjata api.

“Saya bangun itu bukan dibangunin, tetapi karena denger kaya dentuman orang kembali perang. Saya fikir ikut itu tower jatuh, eh tidak taunya tsunami,” katanya.

Exit mobile version