News

Buni Yani Dianggap Penyebab Kekalahan Ahok-Djarot di Pilkada

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode tahun 2017 hingga 2022 nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat kalah dalam pemungutan suara.

Hasil ini diketahui berdasarkan hasil hitung cepat (quick count).

Quick count yang digelar Penelitian dan Pengembangan Harian Kompas hasilnya menunjukkan pasangan Basuki alias Ahok dan Djarot hanya meraih 42 persen suara.

Sementara, pasangan nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno meraih 58 persen suara.

Selisih suara mereka mencapai 16 persen.

Kekalahan pasangan Ahok dan Djarot sekaligus petahana tak lepas dari sejumlah blunder Ahok, antara lain soal ‘Dibohongi pakai Al Maidah ayat 51.’

Blunder tersebut berawal dari pidato Ahok saat program panen ikan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.

Dalam pernyataannya di Pulau Pramuka, Ahok mengatakan, “… Kan bisa saja dalam hati kecil, bapak, ibu enggak bisa pilih saya karena dibohongi pakai surat Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak bapak, ibu.”

Pernyataan Ahok tersebut kemudian menjadi viral karena rekamannya beredar melalui media sosial, satu di antaranya dari akun Buni Yani pada .

Pemilik akun, Buni Yani diketahui sebagai satu di antara netizen pertama yang mengunggah video itu pada media sosial, namun hanya potongannya atau tak utuh.

Dalam potongan video tersebut, kata “pakai” ternyata hilang.

Entah apa penyebabnya hingga memunculkan berbagai perdebatan karena maknanya dianggap berbeda.

Akibat mengunggah rekaman itu, sosok Buni Yani kemudian tenar.

Namun, dia harus menerima risiko karena dianggap menjadi provokator dalam isu SARA, dilaporkan kepada pihak berwajib, hingga mendapat teror.

Tak hanya itu, Buni Yani dianggap berpihak kepada rival pasangan Ahok dan Djarot dan kontestasi politik ini, tapi anggapan itu kemudian dibantah langsung oleh Buni.

Kekalahan pasangan Ahok dan Djarot pada hari ini oleh sejumlah tweeps dinilai berkat “jasa” Buni, dosen sebuah perguruan tinggi ternama di Jakarta sekaligus alumnus perguruan tinggi di Amerika Serikat.

“Buni Yani” pun langsung menjadi trending topic ketika hasil quick count menyatakan pasangan Anies dan Sandiaga sebagai pemenang kontestasi.

Sejumlah tweeps menulis kicauan satire soal sosok Buni.

Ada yang menyebut dia sebagai “pahlawan” kemenangan pasangan Anies dan Sandiaga, harus mendapat penghargaan, hingga namanya harus diabadikan sebagai nama jalan.

Pemilik akun @donnnjuann menulis kicauan, “Kalo diibaratkan sepak bola, Buni Yani ini layak dapat Ballon D’Or. Buni Yani ini akar dari segala demo al maidah. Akar kekalahan Ahok.”

Pemilik akun @agil_woles menulis kicauan, “Buni Yani adalah orang yang paling berjasa bagi Anies Sandi ,sekali lagi gw ucapin selamat kepada Isu Sara yang ude memenangkan Pilkada DKI.”

Pemilik akun @ndyArthrunZarra menulis kicauan, “Jangan kita lupa ucapkan terima kasih juga pada bang Buni Yani, pengorbanan anda tidak sia sia.. akhirnya #AhokTumbang !!”

Pemilik akun @hjalmunawar menulis kicauan, “Realistis saja. Yang paling berjasa memenangkan Anies-Sandi bukan Prabowo atau Hary Tanoe dkk. Yang paling berjasa adalah HRS dan Buni Yani.”

Pemilik akun @supermomo menulis kicauan, “Sebentar lagi di Jakarta ada jalan bernama Jl. Buni Yani.”

Pemilik akun @riyudi88 menulis kicauan, “Buni yani bisa diangkat jadi dewan penasehat Anis nih bentar lagi atas karyanya !”

Pemilik akun @hery_pordjo menulis kicauan, “Terima kasih pak buni yani….anda sdh menyadarkan muslim jakarta…”

To Top