News

Buktikan Kalau Benar Ada Jenderal Polisi Terlibat di Kasus Novel Baswedan

DUA bulan sudah kejadian penyidik KPK Novel Baswedan diteror penyiraman air keras. Selama dua bulan itu pula sepupu Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan itu dirawat intensif.

Dari dua bulan itu juga, kini kondisi Novel, Alhamdulillah, sudah lebih baik. Juru bicara KPK Febri Diansyah, menyatakan mata kanan Novel sudah pulih dan bisa melihat kembali.

“Untuk tekanan mata dalam keadaan normal (kanan: 15, kiri: 17). Dari tes melihat huruf dan angka, mata kanan telah dapat melihat huruf E besar dan huruf W dengan jelas,” cetus Febri kepada wartawan, Kamis 15 Juni 2017.

Dan selama dua bulan terakhir ini pula, seolah tidak ada perkembangan investigasi lanjutan dari Polda Metro Jaya tentang kasus penyerangan yang menimpanya. Investigasi yang seakan jalan di tempat yang hingga kini belum jelas siapa gerangan pelaku dan aktor intelektualnya.

Perkara yang nyaris mirip dengan kasusnya Habib Rizieq Shihab dan Firza Husein yang ditetapkan tersangka kasus pornografi. Sampai sekarang pun, Korps Bhayangkara belum juga mengungkap siapa penyebar chat mesumnya.

Nah, lantaran sampai sekarang kasus Novel tak ada perkembangannya, mulailah muncul sejumlah isu-isu adanya “permainan” dalam kasus Novel. Malah, Novel sendiri menyatakan ada dugaan keterlibatan jenderal polisi dalam penyerangan air keras kepadanya.

Pernyataan Novel yang dituturkan pada Majalah Time yang mewawancarainya secara eksklusif di Singapore General Hospital, Singapura, 10 Juni lalu. Sontak, publik di dalam negeri pun heboh dengan pernyataan Novel yang tentunya, bikin penasaran siapa orangnya, atau memang jangan-jangan Novel hanya asal sebut.

“Saya benar-benar menerima informasi bahwa seorang jenderal polisi, pejabat polisi tingkat tinggi terlibat. Awalnya saya bilang informasinya salah. Tapi sekarang sudah dua bulan dan kasusnya belum terselesaikan, saya katakan bisa saja informasi itu benar,” ujar Novel kepada TIME.

Soal ini, tentu polisi bereaksi. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto sendiri sempat kaget dengan kabar itu. Pun Begitu, Setyo menyatakan akan lebih baik jika Novel punya informasi, dituangkan ke Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saja.

“Kalau mau keterangannya itu menjadi satu keterangan yang berharga, ya silakan dituangkan di berita acara pemeriksaan (BAP). Kalau keterangan itu disampaikan kepada media kan tidak bisa dijadikan untuk pro justicia,” cetus Irjen Setyo.

Polri pun mengaku sudah mencoba mendalami keterangan Novel Baswedan itu dengan mengirim tim penyidik ke Singapura. Sayangnya, Polri belum bisa mengklarifikasi lagi pernyataan Novel, lantaran tak diizinkan pihak rumah sakit.

“Kemarin sudah ke sana (Singapura) tapi oleh dokter tidak diizinkan. Harus ada dokter (yang merawat Novel) dan dokternya sedang cuti,” tambahnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (16/6/2017).

“Tapi kita sudah memberikan daftar pertanyaannya tapi sampai sekarang belum dijawab. Kalau dia (Novel) menyebut nama, sebaiknya hati-hati karena kalau menyebut nama dan tidak terbukti ada implikasi hukum,” lanjut Setyo.

Adapun desakan pengusutan tuntas kasus Novel kembali digencarkan sejumlah pihak. Mulai dari Indonesia Police Watch (IPW), Anies Baswedan, hingga Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon.

“Kalau ini dibiarkan maka ini akan menjadi satu pola yang ditiru dan kemudian hukum tidak berjalan, tidak belaku adil. Segera ungkapkan pelaku penyiraman Pak Novel Baswedan, kita tidak bisa terima teror semacam itu, apalagi dalam proses penegakan hukum,” cetus Fadli Zon.

“Bukan hanya sebagai keluarga, kita ingin semuanya bisa dituntaskan penyelidikannya. Dan kita berharap KPK makin kuat, sehingga jangan sampai ada kasus-kasus terkait dengan KPK dan aparaturnya justru tidak tunai,” timpal Anies Baswedan.

To Top