News

Belasan Hewan Mati di Polman Positif Antraks

[ad_1]

POLEWALI – Sebanyak 30 ekor hewan ternak di wilayah Kabupaten Polewali Mandar (Polman) mati. Kematian hewan ternak itu diduga akibat terjangkit virus antraks.

“Semua hewan ternak yang terjangkit antraks terjadi sejak Januari hingga Maret,” kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Polman Kaharuddin. 

Agar tidak ada lagi hewan ternak yang terinfeksi antraks, pihaknya terus melakukan vaksinasi ke semua hewan ternak. Hal itu sebagai langkah antisipasi penyebaran bakteri antraks dengan cara menelisik dari desa yang terjangkit hingga ke desa tetangga.

“Itu yang kita berlakukan supaya hewan ternak semua tervaksin tidak ada yang lolos dari vaksinasi,” ujar Kaharuddin.

Selain upaya vaksinisasi, pihaknya juga memperketat pengawasan pos penjagaan di perbatasan untuk mencegah hewan yang berpenyakit masuk di wilayah Kabupaten Polman.

Kaharuddin mengatakan, kendati jumlah hewan mati terus bertambah. Namun tidak semua hewan yang mati itu terjangkit bakteri antraks. Pihaknya baru bisa mengetahui hewan yang mati tersebut terkena bakteri Antraks jika melewati tes laboratorium di Balai Besar veteriner (BBVET) Maros.

“Sampel sudah dikirim ke BBVET. Tinggal menunggu hasilnya. Hewan itu mati karena virus antraks masih dugaan,” ujarnya.

Dia berharap, masyarakat yang ingin mendapat informasi tentang kematian hewan positif negatif antraks untuk datang ke kantor Distanak Polman.

Terpisah, Drh H Sahida yang juga kepala Bidang Kesehatan hewan Provinsi Sulbar mengakui banyaknya hewan yang tiba-tiba meninggal di Polman.

“Kami dapat tugas dari Balai Besar pemeriksaan kesehatan hewan di Maros untuk melakukan pemeriksaan hewan di Polman. Hasilnya nanti akan diserahkan ke dinas terkait,” tuturnya.

Sahida ke Polman bersama dua dua dokter hewan dari Provinsi . Hasil sementara, memang ada sekira 30 ekor sapi yang mati, namun belum bisa dipastikan apakah semua karena virus antraks.

“Kita baru bisa memastikan 15 ekor hewan ternak mati karena antraks. Ini sesuai hasil penelitian lab,” ujar Sahida.

Dikatakan, untuk wilayah Sulbar, memang baru Kabupaten Polman yang ditemukan kasus kematian hewan akibat bakteri antraks. Kejadian tersebut diharapkan tidak menular kekabupaten lain sehingga ia meminta Pemkab untuk memperketat pemeriksaannya hewan yang masuk di perbatasan.

Ia juga meminta agar hewan yang daerah sudah terjangkit virus antraks tidak dibenarkan keluar selagi belum ada pemberitahuan dari dinas peternakan kabupaten.

[ad_2]

To Top