News

Bayi Ajaib Enrekang Hanya Pembodohan Publik?

Peristiwa kelahiran ‘bayi ajaib’ di Dusun Penja, Desa Karueng, Kabupaten/Kecamatan Enrekang, Sulawesi Selatan, masih belum jelas titik terangnya.

Pihak kepolisian mulai menggali informasi terkait kejadian yang menghebohkan warga Enrekang tersebut.

Hanya, Polres Enrekang belum bisa menginvestigasi terlalu jauh, karena kasus tersebut bersifat delik aduan. Polres Enrekang membutuhkan pelapor untuk melakukan penyelidikan terkait kasus itu.

Menanggapi hal itu, Komunitas Perlindungan Perempuan dan Anak Massenrempulu (KP2AM) menyatakan kesiapannya menjadi pelapor dalam kasus itu, agar bisa memudahkan kepolisian menguak fakta sebenarnya.

“Kami siap melaporkan kejadian ini, karena itu termasuk pembodohan publik,” kata Ketua KP2AM Sry Yanti Nigsih.

Namun, pihaknya masih menunggu iktikad baik dari pihak keluarga bayi itu, untuk membuat pengakuan terkait fakta sebenarnya.

“Kita kasih kesempatan dulu mengaku, tapi kalau mereka masih tidak mau, kami buat laporan ke kepolisian untuk mengungkap kebenarannya,” tegas Sry.

Meski demikian, pihaknya tetap akan memberi pendampingan kepada ibu dan bayi tersebut, agar terhindar dari tekanan psikologis.

Dia berharap, kejadian itu bisa segera terjawab dan terkuak kebenarannya, agar masyarakat terhindar dari praduga yang tidak benar.

Bayi Ajaib, 3 Jam Di Kandungan dan Ucapkan Assalamualaikum Setelah Lahir Hebohkan Enrekang

Warga Dusun Penja, Desa Karueng, Kecamatan/Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, dibuat geger dengan kabar seorang gadis desa yang melahirkan dengan cara yang tidak biasa.

Pertama, gadis tersebut tidak memiliki suami dan belum pernah berhubungan badan dengan lelaki manapun.

Lalu, bayi yang dilahirkan gadis berusia 19 tahun berinisial UR itu, dikabarkan hanya berusia tiga jam dalam kandungan.

Padahal, biasanya kehamilan normal berlangsung hingga sembilan bulan.

Kasus ini heboh, lantaran informasi tersebut menjadi viral dan menjadi bahan perbincangan warga Enrekang.

Sepupu gadis tersebut, Erwin, membenarkan kejadian tersebut.

Menurutnya, kejadian langka itu tiba-tiba saja terjadi terhadap sepupunya.

“Jadi kemarin perutnya tiba-tiba membengkak hingga tiga jam, setelah itu langsung melahirkan,” ungkap Erwin.

Dia menjelaskan, bayi yang dilahirkan sepupunya tersebut memiliki bobot 3 kilogram. Bahkan anehnya, bayi tersebut langsung mampu mengucapkan salam sesaat setelah dilahirkan.

“Kata om saya yang juga kakek bayi itu, setelah dilahirkan bayi tersebut langsung mengucapkan ‘Assalamualaikum’ sebanyak tiga kali,” imbuh Erwin.

Namun, sayangnya pihak keluarga tidak memperkenankan wartawan dan masyarakat mengambil gambar bayi itu.

Untuk konfirmasi langsung ke gadis tersebut juga tidak diperbolehkan.

Ibu Bayi Ajaib di Enrekang Selalu Kerasukan Saat Dimintai Keterangan

Tim dari Pemerintah Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, mengunjungi kediaman Utje Ramadani (19), wanita yang dikabarkan melahirkan bayi ajaib di Dusun Penja, Desa Kareung, Kecamatan Enrekang, Senin (3/7/2017).

Disebut bayi ajaib, karena informasi yang beredar bayi tersebut langsung mengucapkan assalamualaikum saat baru dilahirkan, dan Utje mengaku hanya tiga jam mengandung sebelum melahirkan bayinya.

Tim terdiri dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan Puskesmas Kota Enrekang.

Tim tersebut juga melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Komunitas Pemerhati Perempuan dan Anak Massenrempulu (KP2AM).

Tim gabungan tersebut berupaya mengorek informasi mengenai fakta yang sebenarnya dari kelahiran bayi tersebut. Mereka pun diperbolehkan mengambil gambar dan berbicara langsung dengan ibu bayi itu.

Namun, sayangnya pihak keluarga masih bersikukuh bahwa bayi tersebut adalah amanah dari sang pencipta.

Meski demikian, Kepala DP3A Enrekang Sawaliah Baharuddin merasa ada yang disembunyikan oleh keluarga tersebut.

Hal tersebut lantaran pihak keluarga tidak memperkenankan tim melihat ataupun mengambil gambar sang bayi.

“Saya rasa ada yang disembunyikan oleh keluarganya, apalagi kita juga tidak diperbolehkan melihat bayi dan juga menyentuh serta melihat kondisi perut sang ibu,” ungkap Sawaliah

Dia juga mengaku kesulitan menggali komunikasi dengan Utje Ramadani, karena Utje selalu kerasukan jika dimintai keterangan tentang kelahiran bayinya.

Meski demikian, Sawaliah berjanji terus berupaya melakukan pendekatan dengan ibu si bayi, agar mendapat kejelasan mengenai kejadian ini.

To Top