[ad_1]
liputan7upcash.com, Leicester – Kiprah Leicester City musim ini terbilang fenomenal setelah 26 pertandingan masih memuncaki klasemen sementara Liga Inggris. Leicester kini mengoleksi 53 poin, unggul dua poin dari Arsenal dan Tottenham Hotspur yang menempati posisi kedua dan ketiga.
Status tim semenjana membuat Leicester kerap di pandang sebelah mata oleh klub-klub papan atas. Skuat tim berjuluk The Foxes ini juga jauh dari kilau para pemain bintang.
Beberapa pemain baru terkenal setelah penampilan luar biasa mereka bersama Leicester seperti, Jamie Vardy, Riyad Mahrez, dan N’Golo Kante. Namun, bukan hanya ketiga pemain itu saja yang perannya besar untuk tim besutan Claudio Ranieri ini.
Sejumlah pemain yang didepak dari klub lain tersebut malah mampu bersinar bersama Leicester. Mereka yang dianggap sebagai pemain buangan itu ikut berkontribusi dalam performa mengesankan The Foxes sejauh musim ini.
Lalu, siapa saja pemain buangan yang yang bersinar bersama Leicester? Berikut daftarnya:
4. Danny Drinkwater
Selama memperkuat Manchester United, Danny Drinkwater sangat sulit menembus tim utama. Dia bahkan beberapa kali dipinjamkan MU ke klub lain, sebut saja seperti Huddersfield, Cardiff City, Watford, dan Barnsley.
Pada musim dingin 2012 menjadi salah keputusan penting yang dibuat oleh Drinkwater. Pemain berusia 25 tahun tersebut meninggalkan MU untuk bergabung dengan Leicester City, tepatnya pada 20 Januari 2012.
Tidak diketahui berapa biaya yang dikeluarkan Leicester untuk merekrut Drinkwater. Yang jelas, MU boleh jadi sekarang cukup menyesal melepas pemain hasil didikan akademi mereka itu.
Drinkwater dinilai pantas untuk dipertimbangkan masuk skuat Timnas Inggris bila melihat statistiknya musim ini. Dia membuat rata-rata 2,8 tekel per pertandingan dan 78 persen umpan sempurna, serta 1,4 persen dalam memberikan umpan matang menjadi gol.
3. Marc Albrighton
Kendati berstatus sebagai pemain hasil akademi Aston Villa, Marc Albrighton, tidak mampu bersaing di lini tengah. Ketika Villa bergonta-ganti pelatih, Albrighton tidak juga menjadi pilihan utama di tim inti.
Sempat dipinjamkan ke Wigan Athletic, Albrighton akhirnya dilepas ke Leicester City pada Mei 2014. Dia mulai mencoba langkah baru dalam kariernya dengan pindah klub yang dianggap lebih kecil saat itu demi kans lebih banyak diturunkan.
Sayangnya, Albrighton malah kerap dicadangkan oleh Nigel Pearson, manajer Leicester City sebelumnya. Bersama Ranieri musim ini, posisi gelandang sayap kiri seringkali dipercayakan kepada Albrighton.
Pemain berusia 26 tahun ini langsung menjelma menjadi pemain penting bagi The Foxes musim ini. Umpan-umpan silang akuratnya tak jarang menjadi sasaran empuk bagi Jamie Vardy, Shinji Okazaki, atau Leonardo Ulloa.
2. Kasper Schmeichel
Sebagai putra dari kiper legendaris Denmark, Peter Schmeichel, perlu membuktikan diri tak kalah hebat di bawah mistar gawang. Namun, ketika dia membela Manchester City, Kasper Schmeichel kesulitan untuk bisa menjadi penjaga gawang utama.
Penampilannya dianggap kurang stabil kala itu dan City memilih meminjamkannya beberapa kali ke klub yang berada di kasta lebih rendah. Coventry City, Cardiff City, Bury, dan Darlington pernah menjadi tempat Kasper menimba ilmu.
Pada musim panas 2009, dia didepak Manchester City dan bergabung dengan Notts County. Musim berikutnya dia hijrah ke Leeds United, sebelum akhirnya pada musim panas 2011 dia direkrut Leicester City.
Penjaga gawang utama Leicester telah diemban Kasper sejak saat itu. Musim ini boleh jadi puncak dari penampilan pemain berusia 29 tahun dengan Leicester, dan bila mampu menjadi juara, maka dia menyamai prestasi sang ayah bersama Manchester United.
1.Robert Huth
Chelsea pernah dibelanya, kendati gagal menembus tim inti dan akhirnya dibuang ke Middlesbrough. Pada 2009, Huth kemudian juga dilepas ke Stoke City dan setelah itu menjalani karier panjang bersama The Potters.
Tak sedikit yang memperkirakan Huth akan pensiun bersama Stoke, apalagi duetnya di lini belakang saat itu, Ryan Shawcross dinilai sudah sehati. Namun, Huth ternyata malah didepak Stoke ke Leicester City dengan status pinjaman pada Januari 2015.
Bek tengah asal Jerman ini berperan besar menghindari The Foxes dari degradasi pada musim lalu. Dengan biaya transfer tiga juta pounds, Leicester pun kemudian mempermanenkan status Huth dan menjadi tembok karang yang tangguh musim ini.
Sejauh musim ini, Huth baru absen sekali dan itu memperlihatkan kebugaran kondisi serta posisi yang tak tergantikan di lini belakang Leicester. Dia juga memiliki kemampuan mencetak gol dengan kepalanya, terutama melalui skema bola-bola mati.
[ad_2]