Jakarta, Liputan7up.com – Polisi musnahkan narkoba type sabu sekitar 29,58 kg sabu serta 18.600 butir pil type Bahagia Five (H5), Jumat (21/12). Barang haram itu merupakan hasil penangkapan saat dua minggu paling akhir.
“Sabu dan pil H5 itu punya enam terduga, termasuk juga satu salah satunya Masyarakat Negara Malaysia,” tutur Kapolda Riau, Irjen Widodo Eko Prihastopo.
Widodo mengaku lokasi yang dipimpinnya merupakan jalan masuk narkoba di luar negeri seperti Cina dan Malaysia. Masuknya narkoba itu melalui perairan Selat Malaka.
“Kita prihatin, karena ini tunjukkan tanda-tanda Riau menjadi tempat jalan penting peredaran narkoba dari Malaysia, melalui Selat Malaka, masuk ke kita,” kata Widodo, Jumat (21/12).
Widodo ikut tidak menolak beberapa penangkapan yang dikerjakan anak buahnya saat ini sejumlah besar datang dari Malaysia dan Cina. Akan tetapi, pihaknya masih memahami siapa pemesan narkoba dalam jumlahnya besar itu.
Karena, saat ini taktik pengedar narkoba lewat cara memutuskan jaringan bila kurir mereka tertangkap. Ia ikut masih lakukan penyidikan narkoba yang lain yang belumlah tersingkap.
“Ini yang berhasil kita papar. Ada banyak yang belumlah, kemana barang (narkoba) itu,” tuturnya.
Widodo mengakui serius dalam lakukan pemberantasan narkoba di Riau. Pihaknya akan lakukan pengawasan di darat dan laut. “Kemana beberapa barang itu, saya pantau benar,” kata Widodo.
Pemusnahan narkoba tersebut dikerjakan di halaman Kantor Gubernur Riau, Kota Pekanbaru. Pemusnahan itu ikut didatangi perwakilan dari tiga unsur penegak hukum, TNI, BNN Riau serta lembaga yang lain.
Polda Riau ikut menghancurkan 7.500 lebih botol minuman keras ilegal, yang merupakan hasil pengungkapan Ditreskrimsus dan Polresta Pekanbaru.
Lima terduga pemilik narkoba tersebut awal mulanya berhasil ditangkap Ditresnarkoba dan deretan selama dua minggu paling akhir.
Empat pelaku pertama yang berhasil diringkus adalah tiga narapidana Lapas Klas IIA Bengkalis IN, SM dan SU berhasil diamankan, tersebut seorang kurir berinisial GP. Setelah itu KH seorang warga negara Malaysia serta dua warga Sumatera Barat MU dan IW.
