News

Kasus Jual Beli Jabatan KPK Periksa Pejabat Ditjen Otda Kemendagri

Kasus Jual Beli Jabatan KPK Periksa Pejabat Ditjen Otda Kemendagri

Jakarta, Liputan7up.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut Direktur Fasilitasi Kelembagaan dan Kepegawaian Piranti Daerah Ditjen Otda Kemendagri, Makmur Marbun. Ia akan dicheck menjadi saksi masalah pendapat suap jual beli jabatan yang menangkap Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra.

“Yang berkaitan dicheck menjadi saksi untuk terduga SUN (Sunjaya Purwadisastra),” kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat di konfirmasi, Rabu (12/12).

Berkaitan penyelidikan masalah ini, penyidik ikut menyebut Kepala Seksi di Direktorat Fasilitasi Kelembagaan dan SDM Ditjen Otda Kemendagri bernama Ade Irma serta Yunan sebagai Sekretaris Pribadi Makmur Marbun. Kedua-duanya akan dicheck menjadi saksi untuk Sunjaya.

Awal mulanya, KPK mengambil keputusan Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra menjadi terduga pendapat suap jual beli jabatan dan penerimaan gratifikasi berkaitan project di lingkungan Pemerintah Kabupaten Cirebon.

Sunjaya disangka terima suap berkaitan jual beli jabatan sejumlah Rp 100 juta dari Sekretaris Dinas PUPR Gatot Rachmanto. Uang dikasihkan supaya Sunjaya melantik Gatot dalam jabatan tersebut.

Sedangkan pendapat penerimaan gratifikasi, Bupati Cirebon Sunjaya disangka terima uang keseluruhan sejumlah Rp 6,4 miliar. Uang tersebut disimpan dalam rekening atas nama orang yang lain yang dikuasai oleh Sunjaya.

KPK menyangka Sunjaya Purwadisastra menempatkan tarif untuk tiap-tiap jabatan di lingkungan Pemkab Cirebon. Untuk tarif jabatan Camat, Sunjaya membanderol harga Rp 50 juta.

“Dari masalah Cirebon, KPK mengidentifikasi pendapat adanya tarif-tarif yang berlainan untuk pengisian jabatan spesifik. Contohnya, rata-rata Camat Rp 50 juta, eselon 3 Rp 100 juta eselon 2 Rp 200 juta,” tutur Febri.

Febri mengatakan tarif uang dipasang Bupati Sunjaya tersebut laku relatif bergantung strategis atau tidaknya jabatan.

“Tarif tersebut laku relatif bergantung tinggi rendah dan strategis atau tidaknya jabatan di Cirebon. Kami ikut menyangka, penerimaan hampir selalu berlangsung sesudah seseorang menempati jabatan,” jelas Febri.

To Top