News

Polisi Tetapkan HS Tersangka Pembunuh Satu Keluarga Di Bekasi

Jakarta, Liputan7up.com – Polisi mengambil keputusan HS menjadi terduga pembunuh keluarga Gaban Diperum Carles Nainggolan. HS awal mulanya diamankan saat akan naik Gunung Guntur di lokasi Garut, Jawa Barat.

“Iya telah terduga,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, pada wartawan, Jumat (16/11).

HS kini ditahan di Mapolda Metro Jaya. Pelaku awal mulanya mengakui membunuh menggunakan linggis.
“Kita sedang mencari linggis yang digunakan (membunuh), dibuang HS sesudah menghabisi korban,” katanya.

Polisi sampai kini masih memahami info pelaku. Termasuk juga menggali info tentang linggis digunakan HS untuk menyelesaikan keluarga Diperum Nainggolan.

Didapati, Diperum Nainggolan (38) dan Maya Ambarita (37) beserta dua anaknya S (9), dan A (7) diketemukan meninggal dibunuh. Diperum dan istrinya diketemukan di ruangan keluarga sisi tengah, kedua-duanya alami luka senjata tajam di leher dan luka benda tumpul. Mengenai anaknya diketemukan tidak bernyawa di kamar, disangka dibekap

Sekeluarga yang meninggal ini diketemukan sekitar pukul 06.00 WIB. Saksi pertama-tama yang lihat adalah Feby Lofa, yang tinggal di rumah kontrakan di belakang rumah korban. Feby membulatkan tekad melongok ke rumah melalui jendela sesudah berprasangka buruk karena telah siang, tetapi yang tinggal di rumah tidak tampak melakukan aktivitas.

Keraguan Feby telah semenjak pukul 03.00 WIB, karena wanita berumur 35 tahun ini sudah sempat lihat jika gerbang komplek rumah kontrakan masih terbuka, sedangkan dia dengar nada tv masih menyala. Feby sudah sempat menyebut dan menelepon, tetapi tidak memperoleh tanggapan. Feby kembali masih ke tempat tinggalnya.

Sesudah lakukan penyidikan teka-teki pembunuhan satu keluarga itu menjumpai titik jelas sesudah polisi temukan mobil Nissan X Trail warna silver B 1075 FOG punya korban di Desa Mekarmukti, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi pada Rabu (15/11). Penemuan itu berawal dari laporan pemilik kontrakan, Alif Baihaqi (28) dan ayahnya Johan sesudah mencurigai mobil yang diberikan oleh calon penghuni kontrakannya.

Alif menceritakan, HS yang mengakui bernama Aris hadir ke kontrakannya pada Selasa lalu pukul 09.30 WIB. Alif cuma selintas memandangnya, karena yang melayani adalah anak buahnya. Alif cuma terima pembayaran uang muka sewa kontrakan Rp 400 ribu.

“Ada penghuni kontrakan yang kenal muka dengan ia (HS), karena sempat satu tempat kerja di PT Ustra Tampil Indonesia,” kata Alif saat di konfirmasi, Kamis (15/11).

Menurutnya, salah satunya yang tinggal di rumah kontrakan berinisial A yang kenal HS tidak begitu mempedulikan. A, menurutnya, lalu pergi kerja sekitar pukul 14.00 WIB. Rupanya, kata Alif, di PT Ustra Tampil Indonesia banyak polisi disangka mencari HS.

A pulang ke rumah kontrakannya pada Rabu dini hari. A masih bingung karena polisi mencari HS, mantan karyawan disana. Sebab itu, A mencari tahu info. Akhirnya, A menyangka jika HS adalah pelaku pembunuhan sekelurga di Pondok Melati.

“Waktu pulang kerja jam 1 malam, ia ngomong sama karyawan saya,” katanya.

Pada karyawannya, A, katanya mengatakan jika orang yang akan mengontrak rumah merupakan pelaku pembunuhan. Info tersebut lalu dilanjutkan pada dirinya.

“Saya panggil, ia narasi. Pada akhirnya, pagi itu kita lapor ke Polres. Mengkonfirmasi mobil yang dibiarkan, nyatanya benar,” katanya.

HS tidak tinggalkan jati diri apa pun, terkecuali nomer telephone dan satu mobil. Dari nomer itulah polisi mencari sampai pada akhirnya diamankan di lokasi Garut, Jawa Barat. HS kini masih dicheck intens di Mapolda Metro Jaya.

To Top