News

Penyerangan Ahmadiyah di Lombok Timur Karna Perselisihan Anak

Jakarta, Liputan7up.com – Pejabat sementara (pjs) Bupati Lombok Timur Ahsanul Halik mengatakan perusakan rumah dan pengusiran jemaah Ahmadiyah di wilayahnya dipicu oleh perkelahian antaranak saat mengaji.

Menurut Ahsanul, warga setempat marah setelah mengetahui ada anak yang berkelahi ketika mengaji di rumah jemaah Ahmadiyah. Warga pun keberatan mengetahui tempat mengaji anak tersebut.

“Pemicu kejadian pada Sabtu kemarin adalah ada anak-anak yang mengaji di salah satu rumah Ahmadiyah inisial DS berkelahi di tempat mengaji,” kata Ahsanul kepada Liputan7up.com, Minggu (20/5).
Tanpa ada komando, kata Ahsanul, massa kemudian merusak rumah jemaah Ahmadiyah pada Sabtu (19/5).

Ahsanul mengklaim tidak ada satu pun jemaah Ahmadiyah yang diserang secara fisik. Menurutnya, warga setempat hanya merusak rumah dan memberi kesempatan kepada jemaah Ahmadiyah untuk keluar rumah.

Dia menambahkan ada 26 orang jemaah Ahmadiyah yang diamankan ke Markas Polres Lombok Timur saat aksi perusakan rumah tersebut. Menurutnya, ada enam rumah yang dirusak pada hari pertama.

“Yang dilakukan itu perusakan rumahnya, bahkan mereka diberi kesempatan keluar dari rumahnya,” ujarnya.

Keesokan harinya, massa kembali merusak rumah jemaah Ahmadiyah yang sudah kosong. Namun menurut Ahsanul tidak ada jemaah Ahmadiyah yang diserang.

“Tadi (Minggu) pagi rumah yang dirusak dalam keadaan kosong itu persis di sebelah rumah yang sudah dirusak kemarin,” katanya.

Jumlah jemaah Ahmadiyah di Desa Greneng, Lombok Timur, ada 35 orang. Menurutnya warga setempat bahkan sudah mengetahui keberadaan dan aktivitas mereka.

Menurut Ahsanul, benih konflik antara warga dengan jemaah Ahmadiyah di wilayahnya sudah ada sejak 1960. Namun konflik bisa didamaikan lewat mediasi setelah jemaah Ahmadiyah menyatakan diri bertaubat dan kembali kepada ajaran Islam.

Mediasi terakhir, kata Ahsanul, dilakukan pada 8 April 2017. Jemaah Ahmadiyah membuat pernyataan di atas materai yang isinya bersedia kembali berbaur dengan masyarakat dan siap diberi sanksi jika kembali ke Ahmadiyah.

To Top