Teroris kini menyasar anggota kepolisisan sebagai targetnya. Hal itu terlihat jelas dari kejadian ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Terminal Bus Kampung Melayu, Rabu (24/5).
“Yang terbukti di Jakarta, dari lima anggota kepolisian yang jadi korban, tiga di antaranya meninggal dunia. Dengan jelas, polisi jadi sasaran,” kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus, saat ditemui di sela kegiatan penggeledahan rumah kontrakan pelaku peledakan bom Kampung Melayu, di Gang Warta-Cibangkong nomor 130/120 RT 2 RW 7, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Kamis (25/5).
Yusri mengatakan pengamanan setiap markas komando kepolisian pun diperketat untuk mengantisipasi hal serangan teroris. Setiap anggota kepolisian pun diharuskan bersiaga dan waspada, patroli minimal dilakukan oleh dua orang.
Untuk mengantisipasi ancaman geroris selanjutnya ini, kata Yusri, pihaknya melakukan pemetaan terhadap rangkaian kasus peledakan bom yang belum lama ini terjadi. Diduga, pelaku peledakan bom di Kampung Melayu berkaitan dengan kasus bom di Cicendo dan jaringan teroris yang ditangkap di Purwakarta.
Yusri mengatakan memberlakukan peningkatan status menjadi siaga, dalam menghadapi ancaman terorisme ini. Selain menyiagakan internalnya, pihaknya terus menyelidiki dan melacak kegiatan jaringan teroris ini.
Sebelumnya, Polisi membentangkan garis polisi di depan sebuah rumah di Gang Warta-Cibangkong nomor 130/120 RT 2 RW 7, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Kamis (25/5). Kabar bahwa rumah tersebut dihuni terduga peledak bom di Kampung Melayu pun beredar seketika di tengah warga Gang Warta.
Warga yang tinggal di sekitar rumah yang kini di segel tersebut, Hani Rukmini (60), mengatakan rumah tersebut dihuni seorang pria asli daerah tersebut. Dia tinggal bersama istri dan dua anaknya yang masih berusia 6 dan 3 tahun. Mereka menempati rumah kontrakan tersebut sejak dua tahun lalu.
“Sekitar pukul 7.30, polisi datang dan membawa istri dan dua anaknya. Anak laki-lakinya itu menangis. Warga kebingungan ada apa. Tiba-tiba saja digaris polisi. Warga mulai membicarakan kejadian bom di Kampung Melayu,” kata Hani saat ditemui di sekitar lokasi kejadian.
Hani mengatakan warga akan sangat tidak menyangka jika anggota keluarga tersebut terlibat kasus ledakan di Jakarta. Sebab, keluarga ini sangat dekat dengan para tetangganya, terlebih kedua orang tua penghuninya adalah warga setempat.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus, mengatakan rumah tersebut merupakan kontrakan yang dihuni INS (31), pelaku peledakan bom bunuh diri di Kampung Melayu. Penggeledahan dilakukan oleh Densus 88 dan membawa keluarga pelaku.
“Ini adalah rumah kontrakan yang dihuni pelaku pengeboman di Jakarta, INS. Istri yang bersangkutan kami amankan. Kami masih mengembangkan TKP lain,” kata Yusri.
Selain mengamankan istri pelaku untuk melakukan tes DNA, pihaknya mengamankan sejumlah dokumen berupa paspor pelaku dan sejumlah dokumen lainnya. Pihaknya pun telah menghubungi orang tua pelaku. Yusri mengatakan diduga pelaku bom bunuh diri ini memiliki keterkaitan dengan jaringan yang ditangkap di Purwakarta dan bom di Jalan Arjuna.