Jakarta, Liputan7up.com – Sekitar 8 mayat diketemukan mengapung di Perairan Teluk Pambang, Kecamatan Bantan, Bengkalis, Riau, yang bersisihan dengan Selat Malaka. Jenazah telah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Riau untuk di autopsi.
Beberapa jasad tidak utuh karena ada sisi kepalanya yang hilang. Akan tetapi, tim medis Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau memperkirakan mereka telah lama mengapung di air.
“Jika diestimasikan mayat itu telah lebih dari 1 minggu ada di air. Memang disaksikan kondisinya pas,” tutur Kepala Sub Bidang Service Medis Kedokteran Kepolisian RS Bhayangkara Polda Riau, Kompol Supriyanto, Senin (3/12).
Team Disaster Victim Identification (DVI) sudah sempat alami cukuplah kesusahan untuk mengidentifikasi 8 mayat ini. Karena, keadaan mereka telah membusuk. Dari kontrol tidak diketemukan adanya pertanda kekerasan.
“Tidak ada diketemukan sinyal kekerasan, karena keadaan juga membusuk. Jadi kita tidak bertemu itu. Kami susah mengetahui mukanya,” ucapnya.
Tidak hanya kesusahan untuk mengetahui muka beberapa korban, tim DVI ikut tidak dapat ambil sidik jari mereka. Sebab jari-jari mayat telah membusuk.
“Sidik jari hampir tidak mungkin dikerjakan karena sejumlah besar keadaan telah membusuk,” katanya.
Tidak kehabisan langkah, tim medis kepolisian mengidentifikasi melalui formasi gigi dan DNA beberapa korban. “Ini langkah paling akhir. Di samping itu, kita dapatkan data sekunder seperti propertis dan medis, seperti luka sisa operasi, tato dan yang lain ikut diidentifikasi,” katanya.
Dalam proses identifikasi beberapa korban, tim DVI ambil data antemortem ataupun posmortem. Untuk antemortem, data yang diambil dari fisik korban sebelum wafat. Sedangkan posmortem diambil dari data fisik korban sesudah wafat.
“Jadi yang dikerjakan kontrol dengan mekanisme DVI, karena ini satu bentuk standard musibah atau kecelakaan. Kami tidak lihat ini satu pidana atau yang lainnya. Sebab identifikasi yang sangat terpenting terlebih dulu,” jelasnya.
Untuk sesaat, dari 8 yang diketemukan telah ada 3 mayat yang berhasil teridentifikasi identitasnya. Pertama adalah Ujang Chaniago (48) datang dari Lubuk Nyiur, Dusun V Koto Mudiek, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Lalu Mimi Dewi (32) warga Jalan Lansano, Kelurahan Taratak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat. Paling akhir Maya Karina (37) warga Mentikan, RT 020/RW 02, Desa Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
“Untuk beberapa korban yang telah berhasil teridentifikasi, telah dibawa oleh keluarganya,” ujarnya.