Siswanya Meninggal Saat Hiking Seorang Guru Diamankan Polisi

Jakarta, Liputan7up.com – Seseorang guru berolahraga di SDN 166 Pekanbaru, Abu Nazar ditangkap di Polsek Rumbai. Karena, salah satunya siswanya bernama Jul Leo (11) wafat saat ikuti hiking alias naik gunung. Penahanan dikerjakan ke polisian untuk mengawasi keamanan sang guru.

“Untuk mengawasi keamanannya, guru berolahraga korban tersebut kita amankan di Mapolsek. Kami antisipasi pun tindakan anarkis emosional dari keluarga korban,” tutur Kapolsek Rumbai Kompol Ardinal Effendi, Senin (28/1).

Menurut Effendi, sang guru disangka lupa dalam mengawasi siswanya yang masih duduk di bangku kelas 6 SD itu sampai menyebabkan wafat. Korban diketemukan tidak bernyawa saat sedang ikuti pekerjaan hiking yang dipandu Abu di parit Belanda (anak Sungai Siak), Jumat (25/1) sekitar pukul 17.10 WIB.

Abu Nazar pun sudah diputuskan menjadi terduga oleh Polsek Rumbai. Itu dikerjakan sesudah polisi lakukan serangkaian penyidikan sampai Abu ditahan.

Meskipun begitu, Ardinal buka kesempatan buat kedua pihak baik keluarga korban ataupun sang guru untuk lakukan perdamaian. Itu dikerjakan bila nanti situasi di lingkungan keluarga korban telah mulai aman.

Bila permintaan perdamaian disetujui kedua pihak, ia memberi peluang pada Ardinal bila ingin ajukan penangguhan penahanan.

“Berdasar pada pertimbangan penyidik, dapat dikasihkan penangguhan, jadi kami tangguhkan, karena ketentuan undang-undangnya seperti itu,” tuturnya.

Akan tetapi tidak segampang mengubah telapak tangan dalam ajukan penangguhan penahanan. Ardinal memaparkan syarat-syarat untuk meniti usaha tersebut.

“(Mesti) Ada yang jamin jika Abu tidak akan melarikan diri. Tidak mengulang tindakannya, dan ia tidak menghilangkan tanda bukti,” terangnya.

Jul Leo Hendra Syahputra, diketemukan wafat di parit Belanda (anak Sungai Siak), Jumat (25/1) sekitar pukul 17.10 WIB. Awal mulanya, korban sudah sempat diberitakan hilang saat mandi di parit yang terdapat di Jalan Siak IV, Kelurahan Rumbai, Pekanbaru, Riau.

Perihal itu berlangsung saat 51 orang anak murid di sekolah tersebut melaksanakan pekerjaan hiking di parit. Dari jumlahnya itu, ada 31 murid wanita dan 20 murid lelaki, termasuk juga korban. Hiking ini dipandu oleh guru penjas (berolahraga), yaitu Abu Nazar.

Penerapan hiking itu diawali dari bawah jembatan Siak IV sampai ke parit Belanda yang ada di Jalan Siak IV. Setelah tiba di situ, beberapa murid dan guru beristirahat sesaat. Lantas beberapa murid minta izin pada gurunya untuk mandi di tepi parit, tetapi tidak diizinkan karena saluran air cukuplah deras.

Akan tetapi sayang, beberapa murid mengacuhkan larangan gurunya dan masih bermain di tepi parit. Waktu Abu Nazar menghimpun muridnya untuk meneruskan perjalanan, beberapa siswa yaitu Aldi Yandra (12), dan Sadeli Qodar (12) memberi tahu Abu jika korban hilang.

Untuk pastikan perihal itu, Abu menghitung muridnya satu-satu. Serta nyatanya benar, satu muridnya tidak ada dalam tempat. Sebab cemas, Abu langsung lompat ke parit untuk mencari korban, akan tetapi awalannya tidak diketemukan.

Sesudah dicari, korban tidak kunjung diketemukan. Korban disangka tenggelam terbawa kuatnya arus anak sungai. Untuk minta pertolongan, Abu memberitahu peristiwa itu ke masyarakat sekitar dan polisi.

Selang beberapa saat, sekitar 2 jam sesudah peristiwa, pada akhirnya korban diketemukan dalam keadaan wafat oleh warga ditempat. lalu jjasad korban dibawa ke klinik paling dekat.

Polisi juga menanyakan beberapa saksi berkaitan peristiwa tersebut. Berdasar pada info beberapa guru, korban merupakan murid pindahan dan belumlah terhimpun dalam keanggotaan pramuka. Rekan-rekan korban pun mengemukakan jika korban nekat terjen ke parit walau tidak dapat berenang.

Exit mobile version