News

Rupiah Anjlok, Bank BI Rencanakan Penguatan Rupiah Rp1.000 Menjadi Rp 1

Liputan7up

Jakarta, Liputan7upcom. – Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyebut masih banyaknya digit terhadap rupiah bikin pelemahannya terhadap dolar Amerika Serikat terlihat besar. Padahal, secara presentase, BI mengatakan pelemahan rupiah terhadap dolar AS, lebih rendah di bandingkan negara-negara lain.

Mengatasi Masalah ini, BI pun menuturkan akan tetap memaksa kebijakan penyederhanaan nilai mata uang (redenominasi) atau mengganti uang Rp1000. jadi Rp1 terhadap tahun depan.

“Jadi kalau dari persentase itu kecil, tetapi seolah-olah jumlahnya telah besar (karena US$1 sebanding lima digit nilai rupiah). Jadi jangan ditinjau dari nominal saja, tetapi sesegera mungkin dari persentase,” ujar Agus di Kompleks Gedung BI, Kamis (3/5)

Berdasarkan presentasi, rupiah terhadap selama bulan kemarin melemah sebesar 0,88 persen ketimbang bulan lebih awal. walau demikian, pelamahan rupiah terus berlanjut. terhadap penutupan perdagangan hari ini, rupiah Berposisi di angka Rp13939. per dolar AS.

“Tapi kalau berlangsung depresiasi rupiah, kami menganggap itu suatu yang wajar. Depresiasi rupiah lebih kecil dibandingkan negara lain, contohnya Turki, Brazil, serta India,” katanya.

Kendati demikian, Agus menekankan jikalau bank sentral akan tetap adanya di pasar buat menjalankan guna stabilitas rupiah. Caranya, dengan siap melaksanakan intervensi jika berlangsung pelemahan rupiah yang dalam.

Selain itu, BI juga sudah menyiapkan sebagian langkah, yaitu memastikan keperluan likuiditas rupiah ataupun valuta asing (valas) tetap terjaga.

Lalu, BI juga akan memperbanyak frekuensi swap lindung nilai mata uang dari bank ke BI, yang semula sejumlah satu kali seminggu menjadi lebih dari itu. Bahkan, BI juga sudah membuka ruang jika dibutuhkan penyesuaian status suku bunga acuan BI (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR)
Agus pun menuturkan pihaknya selalu memantau pergerakan ekonomi global, terutama dari AS yang sepanjang ini membagikan tekanan kepada kurs rupiah. Apalagi, sampai 3-4 Mei kemarin, bank sentral AS, The Federal Reserve sudah melaksanakan The Federal Open Market Committee (FOMC).

“Kami akan mengawasi itu (hasil FOMC) serta kami tentu akan membahas itu dalam pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di tanggal 16-17 Mei mendatang, itu yang mau kami sampaikan tapi yang kami jelaskan tak butuh khawatir BI senantiasa adanya di pasar bila adanya tekanan,” tegasnya.

Redenominasi di 2019

Dengan nilai tukar US$1 yang masih sebanding lima digit nilai rupiah, BI menuturkan akan kembali memaksa dibahasnya Rancangan Undang-Undang (RUU) penyederhanaan nilai rupiah (redenominasi) atau mengganti uang Rp1000. jadi Rp1
Pasalnya, hingga tahun ini, Rancangan Undang-Undang (RUU) redenominasi belum juga masuk ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

“Mungkin nanti dapat di tahun 2019 atau 2020 buat masuk RUU Redenominasi,” pungkasnya
Dengan kebijakan redenominasi, tersebutkan BI akan memotong tiga angka rupiah. Misalnya, (uang) dari Rp1000. menjadi Rp1, sehingga nilai tukar rupiah menjadi lebih kecil secara nominal pada mata uang negara lain, diantaranya dolar AS.

To Top