News

Pakai Kostum Superhero Relawan Menghibur Anak Anak Pengungsi Di Sulteng

Pakai Kostum Superhero Relawan Menghibur Anak Anak Pengungsi Di Sulteng

Jakarta, Liputan7up.com – Empat cosplayer dari tokoh superhero menghibur anak-anak pengungsi yang ditampung sesaat di gedung Taman Kanak-kanal (TK) Akar Panrita Mamminasata, jl Kirab Remaja, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggalla, Makassar, Minggu (7/10).

Kira-kira satu jam beberapa cosplayer dari komune Makassar Tokusatsu ini menghibur anak-anak pengungsi terutamanya yang umur 4 sampai 7 tahun. Empat cosplayer ini adalah Imran (27) yang mengenakan baju Kamen Rider Psyga, Taro (28) mengenakan baju Kamen Rider Ichigo, Ari (27) mengenakan baju Batman dan Ihsan (20) mengenakan baju Wolf Ranger.

Umumnya diakhir minggu terutamanya pada hari Minggu, mereka atraksi di anjungan Pantai Losari Makassar manfaatkan car free day karena Senin sampai Sabtu, mereka kerja. Terkecuali yang masih status mahasiswa, mesti kuliah.

Anak-anak pengungsi yang diletakkan di lantai dua gedung TK Akar Panrita Mamminasata itu cukuplah terhibur, mereka berhubungan dengan tokoh superhero tersebut. Ada yang meminta helm tokohnya itu di buka dan mengenakannya sendiri bahkan juga ada yang tidak ingin bebaskan tangan, seakan tidak ingin ditinggal.

Bunga (7) diantaranya. Anak-anak sama-sama pengungsi kembali pada baraknya untuk istirahat dan makan siang tetapi ia selalu ikuti Wolf Rangger, superhero pujaannya sampai ke gerbang sekolah tempatnya ditampung. Ia malas bicara, diam saja saat di tanya tetapi selalu memegangi tangan Ihsan, coplayer Wolf Ranger. Baru ia tinggalkan superhero pujaannya itu saat dibujuk untuk makan siang dahulu oleh relawan.

Imran, cosplayer tokoh Kamen Rider Psyga mengatakan, pihaknya ikut merasakan duka yang dirasakan beberapa korban musibah gempa dan tsunami di lokasi Sulawesi Tengah. Hingga bersama dengan rekan-rekannya yang tergabung dalam Makassar Tokusatsu berinisiatif untuk berperan serta turut mengurangi beban beberapa korban ini manfaatkan kekuatan yang ada.

“Barusan pagi kami di anjungan Pantai Losari menggalang dana dari beberapa pengunjung. Setelah itu kami ke tempat pengungsian ini menyerahkan dana tersebut ke panitia sekaligus juga berjumpa langsung dengan adik-adik pengungsi korban musibah gempa dan tsunami yang berada di lantai 2. Kami menghiburnya, menegur dan menanyakan beritanya. Menyengaja tidak menyinggung bagaimana peristiwa di daerah aslinya karena kami memahami dikit jumlahnya tinggalkan trauma,” kata Imran.

Waktu di tanya harapan, diantara anak-anak itu ada yang papar ingin menjadi salah satunya superhero, ada pula yang spontan menjawab ingin sekolah dahulu. Sebelum ke tempat pengungsian di gedung TK Akar Panrita Mamminasata itu, kata Imran, mereka mengecheck tempat dahulu termasuk juga yang ada di Asrama Haji Sudiang, Kecamatan Biringkanaya. Akan tetapi karena disana telah begitu padat komune yang berperan serta, pihaknya juga jatuhkan pilihan ke anak-anak pengungsi yang berada di Kecamatan Antang, Makassar ini.

Tempat penampungan pengungsian di TK Akar Panrita Mamminasata inilah yang tempo hari ramai sesudah beredarnya berita hoax tentang penawaran untuk mengambil anak-anak pengungsi.

Fitriana Basira, kepala sekolah TK ini menyatakan kembali mereka begitu menyayangkan tingkah beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab, sebarkan berita hoax tersebut. Sebab pihaknya benar-benar tidak sempat tawarkan masalah adopsi anak tersebut. Menurut dia, anak-anak tersebut kini begitu memerlukan waktu pemulihan bukannya diserahkan begitu saja seperti barang.

Dijelaskan, jumlahnya pengungsi yang berada di tempatnya itu sekitar 116 orang semasing 84 kelompok anak, 31 wanita dewasa dan 1 lelaki dewasa. Mereka datang di Makassar menumpang pesawat hercules semenjak Senin malam, (1/10). Esok harinya tim Puskesmas Antang hadir kerjakan kontrol fisik ke beberapa pengungsi ini.

“Team dari Dinas Kesehatan juga hadir, dari Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, ibu Kapolda Sulsel dan Gubernur Sulsel ikut hadir memonitor keadaan mereka,” pungkas Fitriana Basira.

To Top