News

Mahasiswa UB Ciptakan Alat Penyerap Tumpahan Minyak

Mahasiswa UB Ciptakan Alat Penyerap Tumpahan Minyak

Jakarta, Liputan7up.com – Pengolahan minyak diyakinkan akan berefek positif buat perekonomian, tapi dapat juga jelek buat lingkungan jika berlangsung tumpahan. Lebih bila berlangsung di laut yang akan memunculkan kerusakan ekosistem laut.

Tumpahan minyak sendiri masuk dalam kelompok sampah bahan beresiko dan beracun (B3), karena karakter dan konsentrasinya yang bisa membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup.

Mahasiswa Kampus Brawijaya (Unbraw) Malang membuat pengembangan berbentuk alat penyerap minyak memiliki bahan smart material Silika Aerogel. Tiga mahasiswa jurusan Tehnik Kimia membuat silika aerogel memiliki bahan basic pasir laut.

“Penentuan pasir laut menjadi bahan basic pembuatan absorben silika aerogel, karena kandungan silikanya tinggi dan terdapat banyak di pantai-pantai Indonesia. Harga nya juga murah dan dapat dijangkau, sehingga mempermudah dalam riset kami,” kata Bramantya mahasiswa Tehnik Kimia 2016, Ketua Team di Kampus Brawijaya Malang, Senin (27/8).

Pasir laut diambil, katanya, karena kandungan silika di pasir laut di Indonesia cukuplah tinggi. Kandungan silikannya dapat sampai lebih dari 60% dari semua kandungan pasir.

Silika aerogel menjadi absorben karena memiliki karakter hidrofobik yaitu condong menampik air dan oliofilik yang condong menyerap minyak. Aerogel bisa meyerap minyak di air laut alih-alih airnya tidak terserap.
Karya kreatif tersebut menggunakan TEOS (Tetraetilortosilikat) menjadi pemodifikasi permukaan aerogel. TEOS akan merubah permukaan aerogel jadi non-polar sehingga akan menampik senyawa-senyawa polar seperti air dan menyerap senyawa-senyawa non-polar seperti minyak.

Dari hasil riset ini didapatkan silika aerogel dengan karakter hidrofilik dengan pojok kontak air rata-rata diatas 140 dan bisa menyerap minyak diatas 10 g/g silika aerogel.

Saat ini , Kata Bramantya cara sangat umum menghilangkan tumpahan minyak di laut adalah insitu burning yaitu membakar minyak langsung di laut. Tapi cara itu tidak merampungkan permasalahan, bahkan juga meningkatkan polusi hawa.

“Yang akan datang kami mengharap riset ini di kembangkan dan dapat diaplikasikan di lapangan langsung tidak cuma di laboratorium saja, sehingga dapat menangani persoalan tumpahan minyak dengan efektif dan tidak mengakibatkan persoalan yang lainnya,” tutur Losendra Primamas Yonando (Tehnik Kimia 2016) didampingi Muhammad Rifaldi (Tehnik Kimia 2017), anggota tim .

To Top