liputan7up – Dana Moneter Internasional atau IMF kembali memotong proyeksi perkembangan ekonomi 2019. Hal tersebut dikatakan dalam laporan World Economic Outlook (WEO), April 2019 yang diterbitkan pada Selasa 9 April 2019.
Diambil dari CNBC, pada Rabu 10 April 2019, dijelaskan perlambatan ekonomi global berlangsung sebab terdapatnya penambahan ketegangan perdagangan serta kebijaksanaan moneter yang lebih ketat dikerjakan oleh bank sentra AS.
Dalam laporannya, IMF memprediksi ekonomi dunia cuma akan tumbuh sebesar 3,3 % pada 2019 atau turun dari prediksi awal mulanya yang sebesar 3,5 %.
Selain itu, dalam laporan itu pula dijelaskan jika ekonomi dunia akan tumbuh lebih baik pada 2020 dengan proyeksi perkembangan ekonomi sebesar 3,6 %.
Sekarang ini, resiko atas kesepakatan perdagangan yang dikerjakan oleh Presiden AS Donald Trump seperti AS-Meksiko-Kanada jadi perhatian serius. Ditambah lagi AS pula butuh menyelesaikan persetujuan dagang pada AS serta China.
“Neraca resiko masih cenderung ke downside (pelemahan),” kata IMF.
Bila persetujuan pada ketiga negara tidak berhasil, efek ekonomi AS akan besar sekali. Lebih Kanada serta Meksiko ialah partner dagang penting AS.
“Ketidakpastian kebijaksanaan perdagangan yang tambah tinggi serta penambahan kecemasan dan pembalasan akan kurangi investasi usaha, mengganggu rantai supply, serta perlambat perkembangan produktivitas,” menurut IMF.
Selain itu, berdasar pada laporan WEO IMF April 2019 untuk Indonesia, tampak proyeksi perkembangan ekonomi 2019 cuma bisa sampai 5,2 % pada tahun ini serta 2020.
IMF memprediksi perkembangan mengkonsumsi di Indonesia bisa sampai 3,3 % pada 2019 serta selalu bertambah jadi 3,6 % pada 2020. Setelah itu, defisit transaksi berjalan 2,7 % dari produk domestik bruto (PDB) pada 2019 serta turun jadi 2,6 % pada 2020.
