News

Alasan Negara Antariksa Asgardia Sulit Diwujudkan

Alasan Negara Antariksa Asgardia Sulit Diwujudkan

Alasan Negara Antariksa Asgardia Sulit Diwujudkan. Angka yang mendaftar jadi warga negara luar angkasa Asgardia semakin melonjak. Meski terdengar unik ada rencana negara di luar Bumi, tapi jika benar demikian, dampaknya bagi manusia dalam jangka panjang bisa merugikan.

Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan sangat sulit menciptakan koloni di antariksa. Penyebabnya, manusia sangat bergantung pada sumber daya alam seperti oksigen, air, hingga makanan.

“Tidak mungkin manusia bisa bertahan lama di antariksa. Selain masalah daya dukung kehidupan (oksigen, air, makanan), secara fisik manusia akan semakin lemah ketika terlalu lama berada di ruang gravitasi mikro,” jelas Thomas.

Thomas mengiyakan kalau memang ada manusia yang jumlahnya bisa dihitung jari, dapat hidup di antariksa. Contohnya di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Namun tidak gampang melakukannya, mereka harus memenuhi syarat dan ketentuan yang sangat ketat.

“Itu untuk astronot terlatih ada batas waktunya. Kalau terlalu lama, tubuh akan jadi lemah,” ucap astronom kelulusan ITB dan Universitas Kyoto itu.

Jumlah pendaftar jadi penduduk Asgardia ini terus melonjak, sampai ratusan tibu orang. Mayoritas pendaftar berasal dari Turki, lalu diikuti China, Amerika Serikat, Indonesia, dan Brasil.

Igor Ashurbeyli, pendiri Aerospace International Research Center di Rusia sekaligus pencetus Asgardia, memiliki cita-cita warga Bumi yang ingin memiliki negara ‘damai’, maka Asgardia siap menampung. Serangkaian satelit diklaim akan diluncurkan ke luar angkasa dengan ditandai Asgardia-1 untuk survei pada 12 September 2017.

Tim dari Asgardia berharap dapat menciptakan tempat layak huni bagi warganya di orbit rendah Bumi, sekitar ketinggian 161-321 kilometer dari permukaan, di mana hampir setara dengan ketinggian Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Tapi semuanya masih berupa konsep belum jelas sehingga cukup banyak yang meragukannya. “Teknologi daya dukung kehidupan di antariksa untuk jumlah manusia yang banyak belum ada. Warga yang akan tinggal di sana juga pasti dikenai biaya amat sangat mahal,” kata Thomas sebelumnya. (fyk/fyk)

To Top